Kamis 17 Nov 2016 08:24 WIB

Serangan Udara Hujani Aleppo, 84 Orang Tewas

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Foto milik kelompok antipemerintah Suriah, Aleppo Media Center (AMC) ini menunjukkan warga Suriah yang melihat kerusakan gedung akibat serangan udara di Aleppo, Suriah.
Foto: Aleppo Media Center via AP
Foto milik kelompok antipemerintah Suriah, Aleppo Media Center (AMC) ini menunjukkan warga Suriah yang melihat kerusakan gedung akibat serangan udara di Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Serangan udara dan artileri menghujani distrik timur Aleppo di hari kedua, Kamis (16/11). Puluhan warga sipil tewas, fasilitas kesehatan hancur dan bangunan permukiman rata dengan tanah.

Seorang sumber mengatakan pada Aljazirah, sedikitnya 84 orang meninggal dan puluhan lainnya terluka dalam 48 jam terakhir. Menurutnya, serangan udara dilakukan oleh jet-jet milik pemerintah Suriah.

Ini adalah babak baru operasi ofensif untuk menekan lawan di daerah pemberontak. Syrian Observatory for Human Rights  menyebut sedikitnya 21 orang tewas, termasuk lima anak-anak dan pekerja darurat di al-Shaar, al-Sukkari, al-Sakhour dan Karam al-Beik.

"Helikopter-helikopter itu tidak mau berhenti sejenak saja," kata anggota Syrian Civil Defence, Bebars Mishal pada kantor berita Reuters.

Pengeboman pun terus berlanjut. Kontributor Aljazirah, Osama bin Javaid dari Kilis, Turki mengatakan jumlah korban bertambah setiap menitnya. Salah satu yang terimbas terparah adalah area al-Shaar. Sebanyak 18 bom barel dijatuhkan dan satu diantaranya menghantam rumah sakit anak-anak juga sekolah.

Javaid mengatakan momen pascabom sangat mengerikan. Rumah-rumah penduduk hancur berantakan. Kini penghuninya tidak punya tempat berlindung. Beberapa kehilangan anggota keluarga mereka.

Adham Sahloul dari Syrian American Medical Society mengatakan serangan udara tampak menyasar infrastruktur medis Aleppo. Padahal menurutnya, hanya ada lima fasilitas medis untuk pusat trauma di Aleppo timur.

Independent Doctors Association yang mendukung beberapa fasilitas medis mengatakan bank darah di sana pun terhantam serangan pada Rabu, termasuk sebuah rumah sakit khusus anak-anak.

Seorang dokter anak bernama Hatem mengatakan ia, para staf beserta sejumlah pasien harus berlindung di sebuah ruangan bawah tanah sejak saat itu. "Kami akan keluar setelah serangan udara berhenti, tolong doakan kami," kata dia.

Imbas serangan terhadap Aleppo telah sangat parah. Lebih dari 250 ribu orang sipil masih terperangkap di sana. Pasokan makanan tipis dan perawatan medis pun sangat terbatas. Pasokan makanan sudah tidak datang sejak Juli lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement