REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus menggelar aksi protes terhadap kebijakan Donald Trump deportasi imigran, Rabu (16/11). Mereka melakukan pawai dan aksi mendesak agar Trump menarik rencananya melawan pekerja dan imigran.
Para pendukung protes juga memeriahkan media sosal dengan tagar #SanctuaryCampus. Penggagas aksi mengatakan gerakan ini diikuti sekitar 80 kampus, termasuk 400 siswa dari Middlebury College, Vermont ,dan 600 siswa dari Yale University.
Para mahasiswa ini memastikan kebijakan Trump tidak akan menyentuh kampus mereka. Mereka tidak akan berbagi informasi dengan imigrasi atau mengizinkan mereka menarik imigran dari kampus. Aksi tersebut berlangsung sejak beberapa hari lalu di beberapa kota dan kampus. Mereka menolak janji kampanye Trump termasuk dalam mendeportasi jutaan migran yang berada di AS.
Salah satu migran, Miriam Zamudio adalah anak asal Meksiko yang dibawa ke AS. Ia mengaku khawatir informasi soal keluarganya akan membahayakan orang tuanya. Mereka tinggal di AS tanpa izin legal.
Saat ini ia sudah kuliah di AS dan berencana mengikuti aksi di Rutger University, New Jersey. "Kita tidak tahu apa yang akan Trump lakukan," kata dia. Ratusan peserta aksi juga merupakan imigran.
Di antara mereka tampak banner-banner bertuliskan 'Kami bukan Kriminal' dan lainnya. Sejumlah staf dan fakultas kampus telah menandatangani petisi dukungan terhadap imigran. Mereka sepakat menjadikan kampus sebagai tempat berlindung imigran dari ancaman deportasi.