Kamis 17 Nov 2016 14:31 WIB

Filipina Minta Warganya di AS Pulang Sebelum Trump Berkuasa

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: Wu Hong/Pool Photo via AP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina meminta warganya yang tak terdokumentasi di AS untuk segera pulang, Kamis (17/11). Para petinggi di pemerintahan Manila meminta mereka segera pergi dari AS sebelum presiden terpilih Donald Trump merealisasikan janjinya mendeportasi imigran ilegal.

Menurut Rappler, juru bicara kepresidenan Ernesto Abella menyampaikannya saat briefing berita pada Rabu. Ia mengutip posisi Menteri Buruh Silvestre Bello III.

"Pemimpin buruh mendesak OFW (Overseas Filipino Workers) tak terdokumentasi di AS untuk kembali di tengah ancaman deportasi masif," kata Abella.

Per Desember 2013, ada sekitar 3,5 juta orang Filipina di AS. Sebanyak 7,6 persen atau 271 ribu orang diantaranya tidak terdokumentasi. Data ini diambil dari Komisi Warga Filipina di Luar Negeri. Sejak saat itu, jumlahnya diperkirakan terus meningkat.

Baca: Pemimpin Eropa Khawatir Trump Berteman Baik dengan Rusia

Sejumlah laporan lokal menyebut ada sekitar empat juta warga Filipina di luar negeri. Artinya sepertiga populasi orang Filipina berada di luar negeri. Menurut Abella, Presiden Rodrigo Duterte siap membantu kepulangan mereka.

"Seharusnya mereka memutuskan pulang, Bello mengatakan pemerintah siap membantu," kata Abella, dikutip Asian Correspondent.

Menurutnya, hal itu juga merupakan salah satu keinginan Duterte. Filipina telah membangun mekanisme bisnis dan banyak kesempatan kerja sehingga orang Filipina tidak perlu lagi pergi keluar negeri. Di lain pihak, Duterte pun mencoba menjalin hubungan baik dengan Trump.

Menurut Reuters, Duterte terlihat lebih ramah pada pengganti Presiden Barack Obama tersebut. Ia juga percaya Obama akan adil menangani imigran-imigran ilegal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement