Kamis 17 Nov 2016 16:29 WIB

Usai Gempa, Badai Ancam Keselamatan Warga Selandia Baru

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
 Warga menyaksikan jalan raya yang retak akibat gempa, di sebelah selatan Bleinheim, Selandia Baru.
Foto: Reuters/Anthony Phelps
Warga menyaksikan jalan raya yang retak akibat gempa, di sebelah selatan Bleinheim, Selandia Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Hujan dan angin kencang melanda wilayah tengah Selandia Baru, Kamis (17/11). Hal ini dilaporkan dapat mengancam kerusakan lebih besar terhadap banyak bangunan di negara itu, beberapa hari setelah gempa kuat melanda.

Wilayah yang paling kuat terkena gempa adalah pulau di selatan Selandia Baru. Tanah longsor terjadi sesaat setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang pada Senin (14/11).

Sebanyak lebih dari 1.000 wisatawan dan penduduk telah dievakuasi dari Kaikoura, kota pantai kecil. Di sana, akses jalan terputus sesaat setelah tanah longsor terjadi karena pengaruh gempa.

Menurut pihak Departemen Pertahanan Darurat Sipil, kondisi cuaca di Selandia Baru hingga saat ini masih rawan meningkatkan risiko tanah longsor dan banjir. Karena itu, evakuasi para warga di wilayah-wilayah yang berpotensi terkena bencana itu masih terus dilakukan.

"Kami masih sangat khawatir karena kondisi cuaca yang meningkatkan risiko tanah longsor dan banjir karenanya kami ingin mengamankan seluruh warga," ujar Departemen Pertahanan Darurat Sipil Selandia Baru, Sarah Stuart Black, Kamis (17//11).

Kapal perang dari Australia, Kanada, dan Amerika Serikat (AS) dikerahkan dalam evakuasi ini. Kebanyakan diungsikan ke Christchurch, salah satu kota terbesar di pulau selatan Selandia Baru. Banyak dari warga dan wisatawan ditampung sementaraw aktu di aula Universitas Canterbury.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement