REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, menyatakan harapannya terkait kemungkinan memperoleh dukungan politik dari presiden AS terpilih Donald Trump. Menurut dia, dukungan dari pimpinan baru negeri Paman Sam itu diperlukan untuk kelanjutan kegiatan pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat.
"Kami akan menunda sementara pembangunan (di Tepi Barat) sambil menunggu pengakuan AS atas hak Israel untuk membangun di blok permukiman tersebut," ujar Lieberman kepada wartawan, seperti dilansir World Bulletin, Kamis (17/11).
Penasihat Trump dikabarkan telah meminta Israel untuk menahan diri melanjutkan pembangunan permukiman di Tepi Barat, sampai dilantiknya presiden baru AS terpilih nanti. Menanggapi permintaan tersebut, Lieberman mengatakan bahwa Israel akan menunggu dan melihat siapa pejabat yang bakal ditunjuk Trump untuk membuat kesepakatan dengan Israel nantinya.
Perundingan damai antara Israel dan Palestina menemui jalan buntu pada 2014. Kegagalan negosiasi itu dikarenakan Israel menolak membebaskan sekelompok tahanan politik Palestina, meskipun pemerintah Zionis itu sebelumnya telah berjanji akan membebaskan mereka.
Sejak itu, semua upaya untuk menghidupkan kembali perundingan antara Israel dan Palestina selalu berujung pada kegagalan. Salah satu penyebabnya adalah karena Israel terus bersikeras melakukan pembangunan permukiman Yahudi di tanah Palestina yang mereka duduki, yaitu Tepi Barat.