Jumat 18 Nov 2016 13:41 WIB

Swiss Mempertimbangkan Larangan Distribusi Alquran

Rep: mgrol084/ Red: Agus Yulianto
Muslim Swiss
Foto: Onislam.net
Muslim Swiss

REPUBLIKA.CO.ID, SWISS -- Kota-kota di Swiss sedang mempertimbangkan larangan distribusi Alquran dalam upaya untuk mencegah radikal dakwah sunnah (salafi) di jalan-jalan. Upaya itu sebagai langkah Pemerintah Swiss untuk menindaklanjuti aksi radikalisme.

Dilansir dari breitbart, Jumat (18/11), Pemerinta Swiss telah berupaya untuk menindaklanjuti radikal tersebut setelah Pemerintah Jerman meluncurkan serangan di 200 situs dalam penyelidikan kelompok Salafi “The True Religion” , pada Selasa kemarin.

Gerakan 'lies!' atau 'baca!' yang dibuat oleh kelompok organisasi Swiss itu, menjadi sangant kontraversial di Jerman. Dalam gerakan tersebut mereka membagikan salinan Alquran dalam versi tradisional Jerman. Kelompok tersebut juga telah aktif di Swiss selama beberapa tahun.

Pemerintah Jerman telah melarang organisasi tersebut karena telah melanggar undang-undang dan 'menghasut kebencian'. Di Swiss tidak ada dasar hukum untuk melarang mendirikan sebuah organisasi, sehingga pemerintah Jerman sedang mencari sebuah kota untuk bisa menekankan kepada “The True Religion” untuk tidak melakukan distribusi salinan Alquran.

Upaya untuk menghentikan dakwah Salafi telah gagal di seluruh negeri, kecuali untuk di kota Aargau, Brugg. Di kota itu, “The True Religion”  telah gagal untuk masuk. Sejak 2012, Kota Aargau telah menolak izin permohonan agar bisa menggunakan ruang publik untuk menyebarkan salinan Alquran.

Direktur Keamanan Publik Qurich, Mario Fehr, menyarankan, bahwa ia melihat ahli eksternal dalam kemungkinan membatasi atau bahkan melarang gerakan 'lies'. “Kami ingin mengakhiri organisasi yang dekat dengan jihadis dan kekerasan lainnya,” ujarnya.

Lukas Reimann, anggota Dewan Nasional, mengatakan, pihak berwanang harus menghentikan gerakan 'lies'. “Jerman yang mengambil tindakan keras, Austria melarang dana asing dari kelompok dan Masjid umat Islam. Hanya Swiss yang member izin (kegiatan kelompok Islam ini),” ujar Lukas.

Politisi Partai Rakyat Swiss menuntut, bahwa Salafi tidak hanya dilarang di jalan-jalan, tapi juga harus dihapus dari seluruh negeri. Mereka juga menghimbau, agar pemerintah kota menolak perizinan kelompok yang berniat untuk memberikan salinan Alquran di jalan.

 

Meski demikian, kelompok salafi di Swiss ternyata mengubah strategi mereka. Pekan ini, di Basel, seorang mulaf asal Macedonia mendapat distribusi salinan biografi Muhammad, dan dia mempromosikan buku audionya secara gratis kepada anak-anak.

Di balik itu semua, terdapat organisasi “We Love Muhammad”, yaitu organisasi salafi baru asal Jerman yang diciptakan untuk menggantika “The True Religion”. Pada hari Ahad, dua hari sebelum kelopok salafi dilarang pemerintah federal, seorang aktivis di Frankfurt sudah membagi-bagikan biografi Muhammad dan memberitahu publik untuk mengunduh aplikasinya di smartphone mereka.

Bilal Gumus, kepala organisasi lama dari gerakan “Lies!” telah melakukan distribusi biografi tersebut. Sekarang, gerakan ini dilarang terkait dengan kelompok-kelompok ekstremis dan beberapa aktivis yang terlibat dengan kegiatan membuat jalan mereka di Suriah untuk bergabung dengan Negara Islam, serta kelompok-kelompok teror jihad lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement