REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pendukung terkemuka Donald Trump, Carl Higbie, mendapat kecaman setelah menyatakan era kamp interniran atau konsentrasi Jepang pada Perang Dunia II antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang dapat terulang kembali. Hal ini terjadi menyusul rencana pemberlakuan sistem pendaftaran imigran di Negeri Paman Sam, khususnya kepada Muslim.
Higbie yang juga merupakan mantan juru bicara sebuah komite penggalangan dana independen, Great America PAC juga mengatakan, sistem registrasi untuk imigran dari negara-negara yang terkenal dengan kelompok teroris akan seperti kamp interniran. Hal itu, kata ia, dilakukan semata-mata untuk melindungi AS dari berbagai ancaman.
"Kamu sudah melakukannya berdasar ras, agama, dan wilayah. Kami pernah melakukannya dengan Iran beberapa waktu lalu dan Jepang selama Perang Dunia II," ujar Higbie, dilansir New York Times, Kamis (17/11).
Kamp interniran atau konsentrasi Jepang dibuat untuk menahan penduduk sipil atau tawanan militer. Banyak dari orang-orang yang ditahan diketahui mendapat perlakuan keras dan bengis. Mereka kekurangan makanan, air, dan obat, hingga pada akhirnya menyebabkan kematian terhadap mereka.