Jumat 18 Nov 2016 15:44 WIB

PM Prancis: Eropa Berisiko Jatuh

Manuel Valls
Foto: EPA/Etienne Laurent
Manuel Valls

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Uni Eropa berada dalam bahaya tercerai-berai, kecuali Prancis dan Jerman bekerja lebih keras untuk merangsang pertumbuhan, lapangan pekerjaan dan mengindahkan kekhawatiran masyarakat, kata Perdana Menteri Prancis Manuel Valls di Berlin, Kamis (17/11).

Valls mengatakan kedua negara yang selama beberapa dekade adalah sumbu di sekitar Uni Eropa, harus membantu memfokuskan kembali blok tersebut untuk mengatasi krisis imigrasi, kurangnya solidaritas antara negara-negara anggota, keluarnya Inggris yang nampak kurang jelas dan terorisme.

"Eropa berada dalam bahaya jatuh berantakan sehingga Jerman dan Prancis memiliki tanggung jawab besar," kata Valls dalam acara yang diselenggarakan oleh surat kabar Sueddeutsche Zeitung.

Dia mengatakan Prancis harus terus membuka ekonominya, tidak hanya dengan memotong pajak perusahaan, sedangkan Jerman dan Uni Eropa secara keseluruhan harus meningkatkan investasi yang akan merangsang pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, serta meningkatkan pertahanan.

Ketika Inggris berusaha untuk menegosiasikan hubungannya dengan Uni Eropa pasca-Brexit, berharap untuk membatasi imigrasi dari Uni Eropa sambil mempertahankan sebanyak mungkin akses ke pasar tunggal Uni Eropa, Valls mengatakan hal itu harus dicegah dari pemilihan selektif.

"Jika mereka mampu memiliki semua keuntungan dari Eropa tanpa ada kerepotan, maka kami membuka jendela bagi yang lainnya untuk meninggalkan Uni Eropa," kata Valls.

Imigrasi adalah salah satu poros penggerak utama Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa, dan Valls mengatakan blok yang dimasuki lebih dari satu juta migran di tahun lalu, harus memulihkan kembali kontrol di perbatasan-perbatasannya. Dia mengatakan mosi Brexit dan kemenangan pemilu Donald Trump menunjukkan betapa pentingnya mendengarkan kemarahan masyarakat, serta politikus takut membuat keputusan yang membuka pintu bagi kaum populis dan demagog.

Di Prancis, poling jajak pendapat menunjukkan pemimpin kelompok sayap kanan Front Nasional yang anti-Uni Eropa dan anti-imigrasi Marine Le Pen akan memenangkan putaran pertama pemilihan presiden pada April tahun depan. Tetapi Valls mengatakan kemenangan Trump telah meningkatkan kesempatan dari kemenangan langsung Le Pen.

"Apa yang telah berubah di dunia dan Eropa sejak 8 November lalu adalah bahwa hal itu mungkin. Debat pemilu Prancis itu, mengabaikan bahaya yang ditimbulkan oleh sayap kanan. Kami menghadapi momen bersejarah ... berbahaya bagi dunia, berbahaya bagi Eropa dan berbahaya bagi Prancis," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement