Sabtu 19 Nov 2016 06:49 WIB

Tim Transisi Trump Sebut tak Ada Pendataan Muslim

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Warga memprotes kemenangan Donald Trump yang terpilih sebagai Presiden AS ke-45 di London.
Foto: EPA/Andy Rain
Warga memprotes kemenangan Donald Trump yang terpilih sebagai Presiden AS ke-45 di London.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara tim transisi Donald Trump Jason Miller mengatakan, Trump tak pernah meminta pendataan seseorang berdasarkan agamanya.

Padahal sebelumnya di sebuah video, Trump mengatakan akan mendata seseorang berdasarkan agamanya untuk memisahkan Muslim dengan lainnya. "Saya akan mengimplementasikan hal itu," kata Trump, dilansir The Guardian.

"Presiden terpilih Donald Trump tak pernah meminta mendata seseorang berdasarkan agamanya. Ini merupakan hal yang tak dibenarkan," katanya, Jumat (18/11).

Video tersebut dikutuk oleh banyak pihak termasuk Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) dan lawan-lawan politik Trump seperti Jeb Bush dan Hillary Clinton, sebab sikap Trump seperti itu merupakan sikap islamofobia.

Saat ditanya, apakah perbedaan pendataan Yahudi oleh Nazi dengan pendataan Muslim oleh Trump di Amerika, Trump mengatakan, "Sebutkan, sebutkan kepada saya."

Namun wakil-wakil Trump kala itu tak merespon pernyataan Trump. Padahal media membutuhkan klarifikasi.

Anti-Imigran Garis Keras Kris Kobach dari Kansas mengatakan, sebaiknya tim transisi Trump segera membuat sistem pendataan imigram Muslim. Presiden kelompok People for The American Way, Michael Keegan mengatakan, Partai Republik harus mengecam upaya pendataan Muslim. Ini merupakan kesalahan besar jika menarget kelompok Muslim dan kelompok minoritas lainnya.

"Pendataan Muslim di Amerika merupakan kebijakan yang melanggar hukum di Amerika. Selain itu kebijakan ini sangat tidak mencerminkan nilai-nilai Amerika," ujar Keegan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement