Sabtu 19 Nov 2016 10:23 WIB

Obama Sindir Berita Hoax di Facebook

Rep: Sri Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Barack Obama
Foto: VOA
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Jumat (18/11) menyindir banyaknya hoax yang beredar di Facebook. Pernyataan ini dilontarkan di sela-sela konferensi pers di Jerman.

Seperti dilansir Guardian, Obama menekankan pentingnya pengendalian kabar-kabar hoax di Facebook dan platform media lainnya untuk mendukung proses politik yang berjalan. "Kalau kita tidak serius melihat mana yang fakta, mana yang benar dan yang tidak, kalau kita tidak membedakan mana argumen serius dan propaganda, artinya kita bermasalah," kata dia.

Sejak kemenangan Trump yang mengejutkan, Facebook dinilai gagal mengendalikan aliran misinformasi pada jaringan yang dimiliki. Model bisnis yang diterapkan media sosial ini disebut dapat memecah pengguna pada suasana politik yang terpolarisasi.

Lebih lanjut, Obama mengatakan, saat ini banyak informasi palsu yang disajikan dengan sangat baik. Fenomena ini terjadi baik di Facebook maupun TV.

"Jika semua tampak sama dan tidak ada perbedaan dibuat, kita tidak tahu apa yang harus dilindungi. Kita tidak tahu apa yang harus dilawan. Dan kita akan kehilangan apa yang selama ini sudah kita capai, yaitu kebebasan berdemokrasi dan kesejahteraan ekonomi," kata dia.

Komentar ini muncul setelah CEO Facebook Mark Zuckerberg menolak "ide gila" bahwa berita-berita hoax di jejaring sosial telah menggoyang para pemilih dalam pemilu AS. Buzzfeed menyebutkan, berita hoax lebih banyak tersebar dibandingkan yang sungguhan selama polling dilakukan.

Teori konspirasi dan informasi palsu beredar di Facebook, disebarkan oleh jaringan media-media partisan dengan kebijakan editorial tidak jelas atau dipertanyakan. Sejumlah remaja juga membuat situs-situs pro-Trump untuk mengejar iklan dan klik.

Ini bukan kali pertama Obama menyindir masalah berita hoax. Dalam acara Partai Demokrat 7 November lalu, ia menyebut fenomena merebaknya teori konspirasi gila-gilaan. Menurut suami Michelle Obama ini, semuanya menyebabkan kabut informasi yang tak berarti.

Walaupun algoritma Google menunjukkan perannya dalam menyebarkan hoax, namun perusahaan ini dinilai menanganinya dengan lebih baik ketimbang Facebook. "Tujuan searching adalah mencari informasi yang paling relevan dan bermanfaat. Kami memang belum sempurna, tapi kamu terus bekerja untuk meningkatkan algoritma," kata juru bicara Google.

Awal pekan ini, Google dan Facebook mengumumkan rencana mereka untuk menolak iklan dari para penebar hoax dan jaringannya. Ini merupakan upaya untuk mencegah merebaknya kabar-kabar hoax demi mengejar profit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement