REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA SERIKAT — Pemuka agama Kristen, Yahudi dan Buddha bergabung dengan muslim di sebuah masjid Washington, DC. Para pemuka agama ini ingin menunjukan adanya solidaritas yang kuat antar agama di Amerika, khususnya pascaterpilihnya Donald Trump sebagai presiden baru AS.
Dalam pertemuan ini, para pemimpin agama menentang Islamofobia dan mendukung Muslim Amerika yang merasa takut dan tidak pasti tentang masa depan mereka di Amerika setelah kemenangan Trump. Tokoh lintas agama ini juga meminta Trump secara tegas mengecam kejahatan kebencian anti-Muslim, yang dilaporkan FBI mengalami lonjakan 67 persen pada tahun 2015.
"Kita harus berjanji bahwa tidak akan ada yang membuat orang lain takut kepada Amerika. Bukan fanatik, bukan kepala strategi pemerintahan berikutnya, bukan presiden Amerika Serikat," ujar presiden advokasi kelompok lintas agama, Rabbi Jack Moline seperti dilansir Huffingtonpost.com, (19/11).
Setelah berbicara di depan media, para pemimpin lintas agama melakukan doa bersama di masjid. Pertemuan tokoh lintas agama akan terus dilakukan untuk menghapus sentimen anti muslim di Amerika. Dalam surat yang ditandatangani oleh tokoh lintas agama ini mereka ingin melihat realisasi janji Trump yang akan menjadi presiden untuk seluruh warga Amerika.
“Kami, lembaga keagamaan bangsa yang besar ini, bahu membahu satu sama lain dalam mendukung saudara-saudara Muslim dan saudari kita, " kata perwakilan tokoh lntas agama.
Menurutnya, tidak seharusnya seseorang merasa terancam keselamatannya hanya karena pakaian yang dikenakan dan bagaimana cara mereka menjalankan ibadahya.