REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan akan mengkritik presiden terpilih Donald Trump sebagai seorang warga negara. Ia menekankan, hal itu akan dilakukan setelah ia meninggalkan Gedung Putih dan jika ia merasa nilai-nilai inti yang dipegang Amerika terancam.
Obama mengatakan bermaksud membantu Trump selama proses transisi kepresidenan hingga Januari mendatang. Ia memberi waktu agar miliarder itu dapat menguraikan visinya secara jelas untuk kemajuan AS.
"Saya akan menghormati kantor kepresidenan baru dan memberi kesempatan presiden terpilih mengajukan visi dan misi tanpa argumen apapun saat ini," ujar Obama yang ditemui usai KTT APEC di Lima, Peru, Ahad (20/11).
Namun, jika ada hal-hal yang bertentangan dengan masalah nilai dan prinsip dasar yang dijunjung AS, maka Obama mungkin akan mengkritik Trump. Ia merasa sebagai warga telah memiliki hak untuk membela negara.
"Sebagai warga biasa, saya tak akan ragu untuk mengkritik Trump atas isu-isu tertentu, terutama yang berhubungan dengan nilai dan cita-cita Amerika. Saya sangat peduli tentang negara ini," jelas Obama.
Tindakan Obama yang menghomati masa transisi Trump di kantor kepresidenan saat ini, sama halnya saat mantan presiden George W Bush melakukan hal serupa. Pada 2013 lalu, ia tak mengkritik Obama yang akan mengambil alih jabatan, bahkan setelah dirinya meninggalkan Gedung Putih.
Sikap Bush sejalan dengan tradisi Gedung Putih, Presiden AS cenderung menghindari kritik pendahulu maupun penerusnya. Obama juga mengatakan tak akan menimbang apapun keputusan apapun selama dirinya masih berada di kantor kepresidenan atau dengan kata lain belum secara resmi meninggalkan jabatannya.