Senin 21 Nov 2016 16:04 WIB

Evakuasi Kereta Anjlok India Selesai, 143 Tewas

Rep: Lida Puspanigtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Petugas berusaha mengeluarkan korban kecelakaan kereta api di India, Ahad (20/11).
Foto: REUTERS/Jitendra Prakash
Petugas berusaha mengeluarkan korban kecelakaan kereta api di India, Ahad (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Jumlah korban tewas dalam insiden kereta anjlok di India bertambah. Perkembangan terakhir pada Senin (21/11), jumlah korban tewas mencapai 142 orang dan proses evakuasi korban telah diakhiri.

Lebih dari 200 orang dilaporkan terluka. Ini menjadi kecelakaan kereta terburuk di India sejak 2010 lalu. Standar keselamatan yang rendah kembali dijadikan alasan dan menambah kekhawatiran.

Polisi mengatakan proses penyisiran terhadap 14 gerbong telah selesai. Pencarian terhadap jasad korban kecelakaan pun diakhiri. Kecelakaan terjadi saat malam hari saat lebih dari 500 penumpang tertidur pulas.

"Operasi penyelamatan berakhir. Kami tidak akan mencari jasad lagi," kata Inspektur jenderal kepolisian Zaki Ahmed di kota Kanpur dilansir laman Reuters. Ia tidak menyebutkan penyebab kecelakaan. Namun diduga karena masalah sarana prasarana.

Sistem rel India sebagian besar sudah tua dan berasal dari era kolonial. Sistem ini digunakan 23 juta orang setiap harinya. Rel sudah terlalu tua dan berkarat. Rata-rata kecepatan kereta hanya bisa maksimal 50 km per jam.

Kecelakaan pun cukup sering terjadi. Insiden kali ini kembali mengingatkan terhadap janji Perdana Menteri Narendra Modi yang akan memperbaiki sistem kereta. Ia pernah janji mentransformasi rel kereta lebih efisien, aman dan ekonomis.

Tahun ini, Modi menjanjikan kerjasama terkait hal ini dengan Jepang. Namun perkembangannya lamban hingga saat ini. Insiden kereta anjlok terjadi pada Indore-Patna Express pada pukul tiga dini hari di dekat kota Kanpur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement