REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah lembaga pemerhati masalah anggaran Deloitte Access Economics memperkirakan kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump tidak akan banyak mempengaruhi APBN Australia.
Menurut laporan terbaru The Deloitte Access Economics yang dikelurkan, Senin (21/11) mengatakan pendapatan nasional tidak sebagus seperti yang diperkirakan oleh Pemerintah Australia dalam Rancangan APBN sebelumnya.
Chris Richardson yang menulis laporan Deloitte itu mengatakan harga batu bara merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi, namun masih banyak faktor lain yang bersifat sementara. Dia mengatakan dua pertiga dari pendapatan nasional Australia berasal dari pajak pendapatan dan ada masalah dengan hal tersebut.
"Minggu lalu, kita mendengar adanya angka terendah dalam sejarah dalam pertumbuhan pendapatan di Australia pertumbuhan lapangan kerja juga menurun," kata Richardson.
"Pertumbuhannya tidak sesuai dengan perkiraan rancangan anggaran," katanya seraya menambahkan, "Perkiraannya adalah tahun ini dan beberapa tahun ke depan, perkiraan anggaran tidak akan tercapai."
Tidak akan jadi berita besar
Memperkirakan apa yang terjadi di Australia, Richardson memperingatkan untuk tidak memandang berlebihan mengenai dampak kepemimpinan Presiden Trump di Amerika Serikat. Richardson mengatakan hal yang bisa mempengaruh perekonomian Australia adalah kebijakan Trump mengenai perdagangan.
Namun secara keseluruhan, dia mengatakan warga Australia tidak harus panik. "Kebijakan akan berubah, namun perubahan yang terjadi akan lebih lambat atau lebih kecil dari apa yang kita dengar dalam kampanye," kata Richardson.
"Secara keseluruhan, Presiden Trump tidak akan menjadi berita besar bagi ekonomi Australia," tambahnya.
Richardson mengatakan pertumbuhan ekonomi negara lain seperti Cina akan memperkecil dampak kebijakan Amerika Serikat terhadap Australia. Dia mengatakan masalah sebenarnya adalah kegagalan pemerintah meloloskan beberapa kebijakan yang sudah tercantum dalam rancangan anggaran di parlemen.
Richardson mengatakan lolosnya RUU mengenai anggaran penghematan akan membantu namun manfaatnya terbatas.
"Warga tidak ingin mendengar bahwa APBN Australia masih perlu diperbaiki." katanya. "Ini semua hanya angka. Sebagai masyarakat, kita harus lebih menerima kenyataan perlunya perampingan anggaran dan kenaikan pajak sehingga perekonomian bisa berkelanjutan," ujar Richardson.