Selasa 22 Nov 2016 12:51 WIB

Janji Trump Pisahkan Bisnis dan Politik Masih Dipertanyakan

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump memastikan dirinya secara tepat akan memisahkan bisnis dan pekerjaan sebagai pemimpin negara. Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran kepentingan usaha propertinya tetap dilakukan, bahkan saat ia resmi menjabat di Gedung Putih.

Selama satu tahun terakhir, tidak terlihat dengan jelas bagaimana Trump menjalankan bisnis properti miliknya. Miliarder itu menekankan setelah terpilih menjadi Presiden AS, dirinya akan menempatkan kepemilikan dan kepengurusan di bawah nama anak-anaknya.

Namun, Trump diduga dapat memanfaatkan kebijakan negara yang diaturnya agar perusahaannya mendapatkan keuntungan. Ia juga disebut dapat terus menjalankan kepentingan bisnis dari Gedung Putih.

Dilansir dari Yahoo News, selain itu, ketiga anak Trump dari pernikahan pertamanya, termasuk juga suami dari Ivanka, Jared Kushner kini berada dalam jajaran nama komite eksekutif tim transisi kepresidenan. Hal ini dikhawatirkan dapat memberi pengaruh buruk dalam kepemimpinan pria berusia 70 tahun itu.

Meski demikian, Kongres AS pernah membuat undang-undang antinepotisme pada 1967 yang melarang presiden menunjuk anggota keluarga bekerja di Gedung Putih maupun instansi pemerintahan. Tetapi, aturan itu tidak mencakup anggota keluarga presiden dapat menjadi penasehat secara informal dan tidak dibayar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement