Rabu 23 Nov 2016 11:19 WIB

Ini Jawaban Pemerintah Myanmar Soal Tudingan Pembantaian Etnis Rohingya

Citra satelit  DigitalGlobe yang dirilis oleh Human Rights Watch 21 November 2016, menunjukan kerusakan bangunan di desa Wa Peik, Maungdaw District, Myanmar dimana etnis Rohingya tinggal.
Foto: DigitalGlobe via AP
Citra satelit DigitalGlobe yang dirilis oleh Human Rights Watch 21 November 2016, menunjukan kerusakan bangunan di desa Wa Peik, Maungdaw District, Myanmar dimana etnis Rohingya tinggal.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kelompok HAM menyatakan,  tentara Myanmar banyak yang memperkosa wanita-wanita Rohingya,  membunuh warga sipil, dan membakar rumah-rumah mereka selama melakukan operasi militer di Rakhine.

Namun militer Myanmar dan Pemerintah Myanmar menolak tudingan kelompok HAM tersebut.  Pemerintah Myanmar juga menampik adanya laporan jika suku Rohingya banyak yang melarikan diri ke Bangladesh.

Juru Bicara Kepresidenan Myanmar Zaw Htay mengatakan, pemerintah saat ini masih melakukan investigasi atas tudingan tersebut.

"Kami telah melakukan pengecekan ke militer dan polisi mengenai orang-orang yang melarikan diri ke Bangladesh sejak 9 Oktober. Beberapa orang yang melarikan diri dari desa-desa mereka sudah kami minta untuk kembali ke desanya," katanya, Selasa, (22/11).

Jika memang hal itu benar terjadi, ujar Htay, pemerintah akan melakukan penyelidikan. "Kami tak menolak semua tudingan, namun kami harus mengecek tudingan itu dan beberapa tudingan itu tak benar."

Sebelumnya, Human Rights Watch (HRW) di New York menyatakan, pihaknya melihat bukti 820 rumah dihancurkan di lima desa di utara Rakhine pada tanggal 10, 17, 18 November.

Baca juga, Citra Satelit: Ratusan Bangunan Muslim Rohingya Dibakar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement