Rabu 23 Nov 2016 14:22 WIB

KJRI New York Minta WNI di Amerika Tenang Pascaterpilihnya Trump

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Damanhuri Zuhri
Presiden AS terpilih, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS terpilih, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hasil pemilu presiden (pilpres)  Amerika Serikat yang menobatkan presiden terpilih, Donald Trump sebagai pemenang pemilu membuat berbagai pihak merasa khawatir, terutama warga Amerika Serikat yang beragama Islam.

Ini disebabkan banyaknya pernyataan Trump yang berkaitan dengan keberadaan warga Muslim di negeri Paman Sam tersebut.

Konsul Jenderal RI (KJRI) di New York, Abdul Kadir Jaelani meminta agar warga Indonesia tak khawatir dalam menyikapi hasil pemilihan presiden Amerikat Serikat (AS). Bagi warga Indonesia yang berada di Amerika Serikat tak perlu khawatir dan sebaiknya tenang.

“Saya selalu mengikuti perkembangan dan sejauh ini belum ada hal–hal yang signifikan yang mengkhawatirkan. Jadi satu hal yang paling penting, WNI tenang dulu, tunggu dulu apa saja kebijakan dari pemerintah yang baru," katanya dalam siaran persnya,  Rabu, (23/11)

Semua perwakilan Indonesia di sini selalu mengikuti perkembangan yang ada. Sejauh ini belum ada laporan yang mengganggu atas warga Indonesia terkait kemenangan Trump.

Namun ia mengaku banyak menerima masukan terkait kekhawatiran warga atas terpilihnya pengusaha kelas dunia tersebut sebagai presiden.

"Memang sebenarnya banyak di kalangan WNI yang penuh pertanyaan terkait apa yang akan terjadi setelah Trump menjabat karena kami di KJRI juga banyak melakukan program outreach activities, kami komunikasi dengan warga terkait."

Misalnya beberapa minggu lagi, terang Abdul, pihaknya akan ke Philadelphia untuk berbicara dengan WNI di sana. Intinya, WNI  tidak perlu terlampau khawatir terkait kondisi Amerika yang akan dipimpin oleh Trump.

“Intinya jangan terlampau khawatir karena apapun kebijakan AS dikemudian hari, pemerintah akan terus hadir untuk melindungi kepentingan WNI. Kami harap WNI itu sabar dan tidak khawatir," ujarnya.

Seorang WNI, Mahasiswi Muslim dari University of Massachusetts Boston, Haifa Inayah mengaku rencana Trump akan mendata umat Muslim di Amerika berdasarkan agamanya merupakan salah satu hal yang mengkhawatirkan.

"Perlu dipertanyakan tujuannya untuk apa mendata Muslim berdasarkan agamanya. Apakah pendataan berdasarkan agama hanya ditujukan untuk warga Muslim saja," kata Haifa.

Meski demikian, ujar Haifa, ia merupakan imigran legal yang tidak menyebabkan masalah. "Selama saya di sini sebagai imigran legal dan tidak menyebabkan masalah, maka saya aman-aman saja."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement