Rabu 23 Nov 2016 18:01 WIB

Kritik Ucapan Menteri, Politikus Muslimah Australia Diancam Dibunuh

Anggota House of Representatives (DPR) Australia Anne Aly yang juga seorang Muslim keturunan Lebanon.
Foto: ABC
Anggota House of Representatives (DPR) Australia Anne Aly yang juga seorang Muslim keturunan Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Anggota House of Representatives (DPR) Australia dari Partai Buruh Anne Aly dan keluarganya mendapat ancaman pembunuhan setelah mengkritik ucapan Menteri Imigrasi Peter Dutton mengenai imigran dan Muslim keturunan Lebanon di negara itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Dutton menunjuk warga Muslim Australia keturunan Lebanon dengan mengatakan kebanyakan tersangka terorisme berasal dari latar belakang seperti itu. Anne Aly merupakan Muslimah pertama yang terpilih menjadi anggota DPR Australia dan merupakan pakar antiterorisme.

Dia menilai ucapan Menteri Dutton sangat mengecewakan dan dilontarkan atas dasar kedengkian. Dia mengaku komentarnya itu memicu ancaman pembunuhan yang ditujukan kepada keluarganya.

"Saya sendiri tidak takut sebab di tempat ini saya mendapatkan perlindungan yang tak bisa didapatkan oleh banyak orang. Namun ini ancaman pembunuhan yang ditujukan ke keluarga saya. Ada orang muncul dan mengatakan dia ingin membunuh keluargaku. Dimana hak-hak saya?" katanya.

Baca: Ucapan Menteri Imigrasi Australia Singgung Muslim Keturunan Lebanon

Selama perdebatan tentang persamaan, Aly bertanya apakah hak kebebasan berbicara lebih berharga daripada haknya mendapatkan perlindungan. Pada hari yang sama, kepada wartawan, Aly mengatakan dia menerima email yang menegaskan Menteri Dutton benar dan Aly harus pergi membawa semua teman-teman terorisnya.

"Jika saya mendapatkan email-email seperti ini, bisa Anda pastikan ada orang di masyarakat kita, orang di Daerah Pemilihan yang dipegang Partai Liberal yang berlatar belakang Arab, Muslim atau Lebanon, atau semua jenis imigran yang juga akan mendapatkan ucapan seperti itu di jalan-jalan," ujarnya.

Aly mengingat kembali saat dia di-bully dua rekannya di sekolah dasar, satu di antaranya meludahi mukanya dan bilang dia "Muslim yang kotor, Arab yang kotor dan dia benci saya karena saya tidak percaya pada Yesus," ujarnya.

Setelah mengadu pada gurunya, dia mengaku hanya dibilang untuk berhenti berbuat konyol dan jangan bodoh. "Pengalaman itu tidak membuatku menganggap begitulah Australia. Pengalaman yang saya alami di taman bermain hari itu tidak membuatku mengatakan Australia adalah negara rasial," ujarnya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/kritik-ucapan-menteri-imigrasi,-politisi-muslimah-australia-dap/8050608
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement