Rabu 23 Nov 2016 23:04 WIB

Trump Bakal Hentikan Penelitian Perubahan Iklim?

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Yudha Manggala P Putra
Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON DC -- Donald Trump diperkirakan bakal menghentikan penelitian perubahan ilkim yang dilakukan oleh lembaga antariksa milik Amerika Serikat National Aeronautics and Space Administration (NASA). Penghentian itu dengan alasan penelitian perubahan iklim terlalu dipolitisir.

Bob Walker selaku perwakilan pemerintahan Trump yang duduk di kursi tim transisi NASA mengatakan tidak ada kebutuhan mendesak yang perlu dilakukan badan antariksa itu untuk melakukan pemantauan lingkungan secara politik.

Walker yang dulunya merupakan ketua tim penelitian rung angkasa di bawah pemerintahan George Bush mengatakan campur tangan politisi dalam penelitian perubahan iklim hanya mencegah para ilmuwan menemukan realitas tentang perubahan iklim. Pernyataan Walker mengindikasi bahwa Trump akan mengganti fokus NASA terkait pemanasan global dengan upaya pengiriman manusia ke luar angkasa.

“Saya percaya bahwa penelitian iklim diperlukan tetapi disayangkan telah banyak dipolitisasi. Ini jelas menggerogoti banyak pekerjaan yang dilakukan peneliti. Keputusan Trump akan didasarkan pada ilmu pengetahuan yang solid, tidak dipolitisasi,” kata Walker kepada The Guardian.

Dia menambahkan, keraguan atas peran aktivitas manusia dalam perubahan iklim adalah pandangan dari sebagian besar ahli iklim di dunia. “Kita perlu ilmu pengetahuan yang baik untuk memberitahu kita kenyataan apa yang sebenarnya terjadi dan ilmu bisa melakukan itu jika politisi tidak campur tangan,” kata Walker.

Selama kampanyenya, Trump menyebut isu perubahan iklim adalah tipuan yang pertama kali dilontarkan oleh Cina. Trump berulang kali mengatakan akan menarik diri dari perjanjian Paris dan sejak memenangkan pemilihan umum, Trump mengumumkan ia akan membatalkan segala sesuatu yang dapat membatasi sumber daya bahan bakar fosil Amerika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement