REPUBLIKA.CO.ID, AL LUDD -- Komite lokal Al Ludd di Israel menggelar pertemuan untuk membahas keputusan pengenaan hukuman denda karena azan yang dikumandangkan sebuah masjid di kota tersebut. Menurut Komite, hal itu bersifat sangat rasis.
Masjid di Al Ludd dikenakan denda sebesar 200 dolar AS pada Senin (21/11) lalu oleh otoritas Israel. Menurut imam di masjid itu, Muhammad Al Far, hukuman seperti ini baru pertama kalinya diterapkan, meski sebelumnya azan terus berkumandang melalui pengeras selama lima kali dalam satu hari.
Menurutnya, hukuman ini merupakan langkah yang sangat berbahaya. Pemerintah kota itu disebut menjalankan ketetapan yang diinginkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang pada akhirnya secara keseluruhan melarang azan, sebagai panggilan Muslim melaksanakan shalat.
Keputusan pemerintah kota dinilai sebagai pelanggaran hak asasi manusia. termasuk juga etika, nilai-nilai agama, dan hukum internasional. Kebencian terhadap Muslim terlihat dengan jelas dan membahayakan.
Maan News melaporkan komite dari pemerintahan israel yang hadir dalam pertemuan itu di antaranya adalah Jamal Zahalka dan Hanin Zoabi. Keduanya merupakan Palestina yang menjadi warga Israel. Selain itu, sejumlah aktivis dan imam juga turut hadir.
Selama ini warga Palestina yang ada di wilayah administratif Israel, serta Yerusalem Timur sering menjadi target kebijakan pemerintahan mereka yang diskriminatif. Upaya paksa untuk mengusir masyarakat yang telah menetap di sana sejak lama seperti kaum Badui Arab juga dilakukan.
Baca juga, Azan Terdengar di Parlemen Israel.