REPUBLIKA.CO.ID, JAWZJAN -- Suhu beku dan hujan salju lebat menewaskan setidaknya 20 orang Afganistan yang tengah mengungsi, selama sepekan terakhir. Bahkan, sebagian besar dari mereka yang meninggal dunia merupakan anak-anak.
Dilansir dari Muslim Village, Senin (28/11), kabar duka itu datang langsung dari Gubernur Jawzjan, Rahmatullah Hashar. Ia menuturkan, puluhan kematian itu terjadi di sebuah pedesaan distrik Darzab, yang berada di provinsi Jawzjan.
Hashar mengatakan, semua korban merupakan pengungsi yang mencoba meninggalkan desa mereka, dikarenakan konflik dan kurangnya jaminan keamanan. Ia membenarkan, sekitar 100 keluarga saat ini mengungsi dan tinggal di berbagai tempat di pegunungan.
Terlebih, banyak dari pengungsi memilih tinggal di masjid atau ruang terbuka, yang tentu sangat dingin karena terletak di pegunungan. Selain itu, mereka harus menghadapi hari tanpa ada akses untuk mendapatkan fasilitas medis bila sakit.
Dilaporkan, jalan yang menghubungkan daerah Darzab dengan ibu kota provinsi, Sheberghan, telah diputus oleh Taliban. Bahkan, pihak berwenang saja masih menunggu cuaca membaik untuk bisa membersihkan jalan, sebelum menyalurkan bantuan lewat udara.
Gubernur Jawzjan Utara, Lutfullah Azizi, telah meminta warga setempat untuk menawarkan perlindungan bagi para pengungsi. Pasalnya, jika dibiarkan cuaca yang sedang sangat ekstrim bisa saja menambah jumlah korban meninggal, terutama anak-anak.