REPUBLIKA.CO.ID, MEDELLIN -- Kepala Badan Penerbangan Sipil Kolombia, Alfredo Bocanegra, mengatakan ada kemungkinan pesawat British Aerospace 146 kehabisan bahan bakar sebelum terjatuh di dekat Bandara Internasional Medellin, Kolombia, Senin (28/11) waktu setempat. Dugaan ini didapat dari kesaksian seorang pramugari wanita yang selamat.
Kemungkinan lain yang muncul adalah kurangnya daya listrik yang gagal memberikan dorongan pada pesawat untuk naik. Di Pusat Komando Penyelamatan Kolombia, Bocanegra mengatakan, melalui komunikasi dengan pejabat penerbangan Bolivia, pesawat diduga juga mengalami masalah listrik.
Sementara Presiden Brasil, Michel Temer, mengatakan Pemerintah Brasil akan memberikan bantuan terhadap korban dan keluarga korban. Pesawat British Aerospace 146 dilaporkan membawa 81 penumpang dan awak, termasuk di dalamnya tim sepak bola Brasil, Chapecoense.
"Pemerintah akan melakukan segala kemungkinan untuk mengurangi rasa duka anggota keluarga dari para pemain dan wartawan yang tewas dalam kecelakaan itu," ujar Temer.
Pesawat British Aerospace 146 merupakan pesawat carteran dari Brasil menuju Kolombia. Sebanyak 76 penumpang dinyatakan tewas dan lima lainnya selamat. Sebuah database dari situs penerbangan sipil, planespotters.net, menunjukkan pesawat British Aerospace 146 melakukan penerbangan pertama pada Maret 1999.
Sejak saat itu pesawat telah dimiliki oleh beberapa perusahaan. Dari 1999 sampai 2007, pesawat itu dimiliki oleh Mesaba Aviation di Amerika Serikat (AS). Pesawat diserahkan ke tangan Maskapai LAMIA Bolivia sejak Oktober 2013.