REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, mengemukakan rencana negaranya untuk memangkas produksi minyak dalam negeri. Hal itu dikatakan sebagai bagian dari rencana OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi) untuk mendorong peningkatan harga minyak mentah di pasaran global.
"Harga yang ada saat ini tidak lagi memberi dampak berkelanjutan bagi negara-negara penghasil minyak bumi. Karenanya, kami akan mengurangi kegiatan produksi untuk sementara waktu," ujar al-Abadi kepada AP, Selasa (29/11).
Dia yakin bahwa anggota-anggota OPEC yang lainnya juga akan menyetujui rencana pengurangan produksi minyak sekitar 2,7 – 3,6 persen dari level produksi pada Oktober lalu, atau menjadi sekitar 900 ribu hingga 1,2 juta barel per hari. Al-Abadi menilai kebijakan tersebut cukup untuk mendorong kenaikan harga minyak mentah dalam beberapa waktu mendatang.
Harga minyak di pasaran internasional pada Senin (28/11) lalu berada di kisaran 48,24 dolar AS per barel, atau naik sebesar 1 dolar AS (2 persen). Al-Abadi mengatakan, dari setiap dolar kenaikan harga minyak tersebut, keuntungan yang bakal diraup Irak bisa mencapai 1 miliar dolar AS.