Rabu 30 Nov 2016 14:33 WIB

Rusia-Suriah Segera Selesaikan Operasi Aleppo Sebelum Trump Berkuasa

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Kehancuran di Aleppo, Suriah.
Foto: AP Photo/Aleppo Media Center AMC
Kehancuran di Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Suriah dan sekutunya berencana mengusir musuh-musuhnya dari Kota Aleppo sebelum presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menduduki Gedung Putih. Trump akan menduduki Gedung Putih pada 20 Januari yang akan datang.

Namun Trump akan menarik dukungan Amerika terhadap kelompok oposisi Suriah. Saat ini kelompok oposisi Suriah masih mendapat dukungan dari Amerika, Turki, Arab Saudi dan Qatar.

"Rusia akan segera menyelesaikan operasi di Aleppo. Ini dilakukan sebelum Trump mengambil alih kursi kepresidenan dari Obama," kata seorang pejabat senior pro-Assad, Selasa (29/11).

Namun, ujar dia, memang pertempuran untuk merebut Aleppo sangat susah sebab kota tersebut memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak.

Baca: 16 Ribu Warga Sipil Kembali Mengungsi dari Aleppo

Serangan ke timur Aleppo saat ini merupakan kemajuan sebab wilayah tersebut merupakan pusat pemberontak melawan Presiden Bashar Assad. Menangkap kelompok oposisi di timur Aleppo akan menjadi kemenangan terbesar bagi Assad di tengah Perang Suriah.

Rusia dan Iran terus mendukung Assad. Sementara kelompok oposisi mengaku pendukung mereka termasuk Amerika meninggalkan mereka begitu saja saat menghadapi serangan di timur Aleppo. Akibatnya mereka lebih mudah dikalahkan daripada sebelumnya.

Seorang tokoh kelompok oposisi Suriah mengatakan, saat ini Amerika sedikit memperhatikan Suriah. "Assad dan sekutunya berusaha memanfaatkan situasi saat ini dan negara-negara barat mengaku tak bisa berbuat apa-apa," katanya.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean Marc Ayrault mengatakan, Dewan Keamanan PBB harus segera bertemu membicarakan Aleppo. "Kita harus segera membicarakan hal ini untuk mengakhiri ketegangan di Aleppo dan membiarkan bantuan kemanusiaan masuk ke kota tersebut," ujarnya.

Menurut PBB, saat ini terdapat 250 ribu penduduk terjebak di medan perang di timur Aleppo. Mereka tak memiliki akses ke dunia luar dan kelaparan. Orang-orang bahkan terpaksa memulung sampah hanya untuk mencari makanan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement