Kamis 01 Dec 2016 08:58 WIB

Selain Tim Chapecoense, Kecelakaan Pesawat Kolombia Juga Tewaskan 21 Wartawan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Damanhuri Zuhri
kecelakaan pesawat di Medellin, Kolombia (ilustrasi)
Foto: AP/Luis Benavides
kecelakaan pesawat di Medellin, Kolombia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDELLIN -- Sebanyak 21 wartawan olahraga Brasil ikut tewas dalam kecelakaan pesawat yang membawa Tim Sepak Bola Chapecoense, di dekat Bandara Internasional Madellin, Senin (28/11).

Otoritas Penerbangan Kolombia mengkonfirmasi 21 dari 77 korban tewas adalah wartawan yang akan meliput pertandingan final Copa Sudamericana di Medellin, Kolombia.

Para wartawan yang tewas, termasuk di dalamnya kamerawan, fotografer, komentator, dan wartawan radio. Beberapa di antaranya berasal dari media besar, seperti Fox dan Globo.

Salah satu wartawan yang tewas adalah Rafael Valmorbida dari Radio Oeste Capital. Radio Oeste Capital adalah stasiun radio lokal Kota Chapeco, tempat asal tim sepak bola Chapecoense. "Kami kehilangan lebih dari sekadar sebuah tim. Kami kehilangan teman, mitra, rekan dan anggota keluarga," tulis Radio Oeste Capital, dalam sebuah pernyataan.

Korban tewas lainnya adalah Ari de Araujo dari Globo. Araujo dikenal sebagai kamerawan yang memiliki kualitas terbaik dalam dunia jurnalistik Brasil.

"Ari sudah seperti saudara bagi saya. Saya tidak akan pernah bisa makan malam dan beradu argumen dengan dia lagi," kata Pedro Bassan, reporter olahraga dan berita umum di Globo, yang telah bekerja dengan Araujo selama 20 tahun.

Seorang wartawan dari CBN radio di selatan Brasil, Marco Guarizzo, mengatakan media mereka mengalami kesulitan setelah direktur Deva Pascovicci ikut tewas dalam kecelakaan.

CBN mengalami masalah dalam memproduksi konten lokal, sehingga harus mengadakan rapat internal. "Jika Pascovicci ada di sini, dia akan meminta kami semua bekerja sama," ujar Guarizzo, mengenang atasannya.

Sementara, Fox kehilangan enam wartawan, termasuk komentator Mario Sergio Pontes de Paiva. Ia merupakan mantan gelandang timnas Brasil pada 1980-an dan melatih beberapa klub sepak bola Brasil.

"Di tengah kesedihan mendalam dan ketakutan atas apa yang terjadi, kami mengikuti menit demi menit informasi yang baru keluar," kata Carlos Martinez, Presiden Fox Networks Group Amerika Latin.

sumber : ap
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement