Sabtu 03 Dec 2016 07:15 WIB

Menlu: RI dan Uni Eropa Makin Kokoh

Menlu Retno Marsudi mengatakan hubungan Indonesia dan Uni Eropa semakin kokoh sejak diimplementasinya Perjanjian Kemitraan Komprehensif (PCA) tahun 2014.
Foto: Republika/ Wihdan
Menlu Retno Marsudi mengatakan hubungan Indonesia dan Uni Eropa semakin kokoh sejak diimplementasinya Perjanjian Kemitraan Komprehensif (PCA) tahun 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Kerja sama Indonesia-Uni Eropa memiliki peran strategis tidak saja bagi pembangunan masyarakat kedua kawasan namun juga dalam menghadapi berbagai tantangan global. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi saat membuka Pertemuan Komite Bersama (Joint Committee) Indonesia-Uni Eropa (UE) di Brussel, Belgia, kata Fungsi Pensosbud KBRI Brusel

Ance Maylany kepada Antara London, Sabtu.

Menlu Retno mengatakan kerja sama adalah kata kunci di dunia yang sangat terakit ini karena tidak ada satu pun negara yang dapat hidup sendiri. "Di tengah situasi global yang tidak menentu, berbagai kemajuan dalam hubungan Indonesia-UE merupakan pondasi kuat bagi peningkatkan kesejahteraan untuk lebih dari 750 juta rakyat Indonesia-UE," ujarnya.

Retno melihat semakin kokohnya hubungan Indonesia dan UE sejak diimplementasinya Perjanjian Kemitraan Komprehensif (PCA) tahun 2014. Ia mencatat pada tahun 2016 berbagai langkah maju telah tercapai dalam hubugan Indonesia-UE, seperti pencabutan tiga maskapai penerbangan Indonesia (Batik Air, Citilink, Lion Air) dari daftar larangan terbang UE, dimulainya perudingan Indonesia-UE Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) dan peluncuran FLEGT License (Forest Law Enforcement, Governance and Trade) sebagai jalur hijau bagi ekspor produk kayu Indonesia ke UE.

Dalam pertemuan bilateral sebelum membuka Komite Bersama (tete a tete), Retno menyampaikan kepada Federica Mogherini, High Representative Uni Eropa untuk Luar Negeri dan Keamanan, pentingnya untuk dapat mempercepat proses perundingan IEU CEPA. Retno menekankan bahwa IEU CEPA akan membuka kesempatan yang lebih luas tidak saja bagi peningkatan perdagangan dan investasi, namun juga dalam meningkatkan kerja sama pembangunan khususnya pembangunan kapasitas masyarakat Indonesia-UE.

Sejak disepakatinya scoping paper IEU CEPA pada April 2016, perundingan pertama IEU-CEPA telah dilakukan yang menyepakati arsitektur perundingan, seperti format Working Group dan Sub-Working Group, dalam putaran perundingan CEPA. "Indonesia sambut baik putaran kedua negosiasi yang akan bahas substansi IEU CEPA pada awal 2017 di Indonesia," ujar Retno.

High Representative Mogherini, menyampaikan kekagumannya tehadap pluralisme dan kehidupan yang harmonis dan rukun di Indonesia saat yang bersangkutan mengunjungi Indonesia tahun lalu.

High Representative UE untuk Luar Negeri dan Keamanan tersebut, menyampaikan kehidupan masyarakat Indonesia yang berdampingan dan harmonis antar agama dan etnis harus menjadi contoh bagi Uni Eropa yang multi etnis. Untuk itu, High Representative Mogherini menyampaikan keinginannya untuk belajar dari Indonesia.

Dalam kaitan ini, Uni Eropa akan meluncurkan proyek/program pada tahun 2017 untuk mempelajari pluralisme dan kehidupan yang harmonis di Indonesia yang dapat dilakukan di UE. "Kami sambut baik rencana UE untuk belajar mengenai pluralisme dan kehidupan yang harmonis dan rukun di Indonesia yang tidak lepas dari prinsip Islam yang rahmatan lil alamin," ujarnya.

Selain isu bilateral, pertemuan juga membahas berbagai isu kawasan dan global seperti, situasi di Timur Tengah, migrasi, terorisme dan radikalisme, situasi di Rakhine State, ASEAN dan situasi Eropa. Kedua menteri sepakat bahwa berbagai tantangan regional dan global yang dihadapi membutuhkan kerja sama yang lebih erat dan penanganan yang inovatif. "Kami harapkan pertemuan komite bersama akan dapat mengindentifikasi ruang kerja sama baru Indonesia-Uni Eropa baik secara bilateral, regional dan multilateral," ujar Retno.

Perjanjian Kemitraan Komprehensif (PCA) Indonesia-UE merupakan payung kerja sama selama ini dan dasar dari pelaksanaan Komite Bersama sebagai forum evaluasi dan pengembangan kerja sama RI - UE. Uni Eropa merupakan investor terbesar ke-4 Indonesia di tahun 2015 dengan nilai 2,26 miliar dolar AS pada 1437 proyek.

UE merupakan mitra dagang terbesar ke-4 Indonesia dengan nilai perdagangan mencapai US$ 26,14 milyar pada tahun 2015 yang meliputi produk Indonesia seperti kelapa sawit, karet, aksesoris pakaian, sepatu, alat telekomunikasi, alat mesin dan listrik, dan tekstil. Sedangkan, jumlah wisatawan UE ke Indonesia pada tahun 2014 mencapai 997.932 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement