Sabtu 03 Dec 2016 12:29 WIB

Menteri Pertahanan AS Lakukan Perjalanan Terakhir ke Asia

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
Ashton Carter
Foto: EPA/Jim Lo Scalzo
Ashton Carter

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Ash Carter dijadwalkan untuk melakukan perjalanan terakhir pada masa jabatannya ke Asia pekan depan. Dalam perjalanan kali ini, ia juga disebut hendak meredam kecemasan sejumlah negara di benua itu.

Pemerintahan AS yang saat ini dipimpin oleh Presiden Barack Obama akan berakhir. Hal itu setelah presiden terpilih Donald Trump resmi dilantik dan menempati Gedung Putih pada Januari mendatang. Selama ini, Obama telah membuat aliansi antara Negeri Paman Sam dan Asia menjadi prioritas. Namun, nampaknya pendekatan Trump ke wilayah benua itu tak akan demikian, termasuk renacana penarikan pasukan AS dari Jepang dan Korea Selatan (Korsel).

Meski demikian, Carter dalam perjalanan terakhirnya ke Asia akan menekankan pentingnya aliansi antara AS dan Jepang. Hingga saat ini ada sekitar 50 ribu tentara negara itu yang berada di sana mengingat meningkat ancaman nuklir Korea Utara (Korut) serta kekhawatiran kekuatan Cina.

Trump pernah mengatakan aliansi Asia sudah seharusnya membayar lebih banyak untuk biaya pertahanan. Namun, hal itu nampaknya belum dapat dinegosiasikan. Kemudian Trump juga menjelaskan selama kampanye bahwa Jepang dan Korsel cukup mampu menangani situasi terkait ancaman senjata nuklir Korut. Tetapi, hal itu bukan berarti AS tak mendukung perlindungan dan pencegahan senjata terlarang tersebut.

"Presiden terpilih tidak pernah menyatakan hal selain mendukung payung pencegahan nuklir serta rezim non proliferasi," ujar pernyataan dari seorang pejabat Departemen Pertahanan AS, Jumat (2/12).

Kunjungan Carter kali ini juga dinilai sebagai sesuatu yang tak akan mewakili satupun kebijakan yang akan diberlakukan dalam pemerintahan baru AS. Karena itu, negara-negara di Asia nampaknya tetap memiliki kecemasan dan membayangkan situasi yang tidak pasti terkait dengan hal tersebut.

"Terlepas dari apa yang carter katakan, Trump akan membuat banyak negara membayangkan masa depan yang tidak pasti meski ada kehadiran AS persama mereka," ujar seorang pengamat pertahanan Reed Foster.

Selain Jepang, Carter juga dijadwalkan mengunjungi India. Kepemimpinan AS oleh trump disebut memberi dampak hubungan kerjasama erat antara dua negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement