REPUBLIKA.CO.ID, COLCHESTER -- Antusiasme masyarakat Indonesia dalam membela kitab suci Alquran juga dilakukan masyarakat Indonesia di Inggris melalui gelar forum ilmiah. Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (KIBAR) Colchester mengadakan seminar bertema "Tips Menghafal Alquran sejak Dini" dengan narasumber Wirda Mansur, seorang hafidzah remaja berusia 14 tahun.
Pengurus KIBAR Colchester, Zaki Arrobi mengatakan, acara yang berlangsung di Essex Business School Universitas Essex, Sabtu (3/12) dibuka dengan lantunan ayat suci Alquran oleh Rifa. Dilanjutkan dengan pembicara Wirda Mansur yang mengisahkan pengalamannya dalam menghafal Alquran sejak usia tujuh tahun.
Menghafal Alquran merupakan passion terbesar dalam hidupnya sehingga dia tidak merasa ada beban dalam melakukannya. Selain itu, menghafal Alquran juga akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. "Kalau sudah diniatkan untuk Allah SWT tidak akan merasa capek atau bosan," ujar remaja yang mengaku menghabiskan waktu dari pukul 03.00 dinihari hingga pukul 21.00 malam ketika menjalani proses menghafal Alquran.
Berkat hafalan Alquran, puteri Ustadz Yusuf Mansur ini berhasil menjelajahi berbagai negara seperti Hongkong, Malasyia, Jepang, Amerika Serikat, dan Singapura untuk membagikan pengalamannya. Di masa depan, Wirda bercita-cita menjadi wanita yang memiliki bisnis sendiri dan tetap menghafal Alquran.
Selama di Inggris, Wirda juga mengikuti pelajaran di sekolah dan bahkan sempat berbagi pengalaman mengenai Indonesia. "Saya juga mengenakan kebaya," ujar gadis yang bercita-cita menjadi pengusaha di bidang privat jet ini.
Mengenai pelajaran sekolah di Inggris, Wirda merasa tidak sulit seperti pelajaran matematika di Indonesia ternyata lebih mudah di Inggris. Membawa nama besar sang ayah sebagai ustaz kondang, bagi Wirda tidak mudah apalagi ia aktif di sosial media selama 24 jam dan tentu saja banyak mendapat sorotan.
"Presure juga sich, maklum sebagai anak muda tentunya Wirda juga ingin seperti remaja seusianya.
Wirda juga merasa kagum dengan negara Britania Raya ini karena ia banyak menemukan masjid ketimbang saat ia bersekolah di Amerika Serikat."