Senin 05 Dec 2016 18:22 WIB

Din: OKI Perlu Gelar Rapat Darurat Selamatkan Rohingya

Direktur Eksekutif Centre for Dialoque and Cooperation Among Civilisation (CDCC) Presidium Interreligious Council (IRC) Din Syamsuddin memberi keterangan pers terkait persiapan Pilkada di Jakarta, Senin (17/10).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Direktur Eksekutif Centre for Dialoque and Cooperation Among Civilisation (CDCC) Presidium Interreligious Council (IRC) Din Syamsuddin memberi keterangan pers terkait persiapan Pilkada di Jakarta, Senin (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengatakan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) perlu segera menggelar rapat darurat menyelamatkan warga Muslim Rohingnya di Provinsi Rakhine, Myanmar.

"Sehingga negara-negara Islam lewat Organisasi Kerja Sama Islam bisa mengambil langkah-langkah yang kongkret, nyata, dan segera untuk menyelamatkan warga Muslim di Rohingnya," kata Din di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (5/12).

Menurut Din, Pemerintah Myanmar sudah seharusnya menghentikan pembantaian yang mengarah pada pembersihan etnis di Rohingnya tersebut. "Mendesak Pemerintah Myanmar menghentikan pembantaian yang dilakukan masyarakat, apalagi melibatkan aparat keamanan. Kami mengecam keras," ucapnya.

Di sisi lain, Din juga meminta Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri agar mendesak Myanmar melalui mekanisme yang berlaku di ASEAN. "Karena Myanmar juga anggota ASEAN, maka demi solidaritas dan stabilitas ASEAN, sudah semestinya penindasan terhadap etnis Rohingnya dihentikan," ujarnya.

Meski demikian, Din meminta kepada warga Muslim di Indonesia tidak memandang kasus pembantaian Rohingnya sebagai isu agama. "Tidak perlu konflik di luar negeri sana dibawa ke dalam negeri untuk menjaga Indonesia yang harmonis," kata dia.

Din justru berharap masyarakat Indonesia ikut membantu keperluan logistik bagi para pengungsi Rohingnya, termasuk yang ada di Aceh dan Sumatra Utara. "Pemberian bantuan sebetulnya sudah dari dulu, namun Pemerintah Myanmar tidak membiarkan bantuan diantar langsung ke Rohingnya tapi dikumpulkan di Ibu Kota Yangon. Namun begitu, masih ada pengungsi Rohingnya di Tanah Air kita," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement