REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mantan wakil presiden AS, Al Gore bertemu dengan presiden terpilih, Donald Trump, Senin (5/12). Gore menyebut pertemuan tersebut sesi yang produktif. Keduanya sepakat dalam isu perubahan iklim.
Gore dan Trump bertemu selama sekitar 90 menit di apartemen Trump Tower, Manhattan. Selain bertemu Trump, Gore juga berkenalan singkat dengan putri Trump, Ivanka. Ia mulai sering hadir dalam pertemuan tingkat tinggi bersama ayahnya.
Gore telah sejak lama mengampanyekan isu perubahan iklim. Terutama dalam mengurangi emisi karbon. Saat kampanye mendukung kandidat Demokrat, Hillary Clinton beberapa waktu lalu, Gore memperingatkan dunia bisa menghadapi bencana iklim jika Trump terpilih.
Peringatan ini muncul setelah Trump berpidato soal rencananya mengeluarkan AS dari kesepakatan iklim global. Kesepakatan yang ditandatangani di Paris itu menyerukan pengurangan emisi karbon penyebab pemanasan global.
Trump saat itu berpendapat isu perubahan iklim adalah hoax. "Konsep pemanasan global dibuat untuk Cina agar membuat pembangunan AS tidak lagi kompetitif," kata dia.
Namun seiring waktu, Trump mulai menunjukkan perubahan sikap. Ia mengindikasikan diri terbuka pada pertempuran melawan perubahan iklim. Setelah pertemuan, Gore mengindikasikan hal yang sama.
"Ini adalah pencarian informasi yang tulus soal hal dasar, saya menganggapnya sangat menarik dan akan terus berlanjut," kata Gore. Asisten Trump tidak memberi informasi soal pertemuan dengan Gore.
Wakil presiden terpilih, Mike Pence juga meolak berkomentar. Ia hanya mengatakan pertemuan tersebut termasuk dalam hari-hari produktif di masa transisi. Setelah pertemuan dengan Gore, Trump pergi makan malam dengan keluarganya di 21 Club, sebuah restoran di New York.
Baca juga, Donald Trump Menangkan Pilpres AS.