Selasa 06 Dec 2016 21:38 WIB

Brasil Janji Pulihkan Hutan Rusak

Hutan. Ilustrasi.
Hutan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Brasil berjanji memulihkan hutan rusak seluas melebihi Romania dengan kembali menanam pohon dan memberlakukan pertanian ramah lingkungan. Pegiat menyebut langkah itu sebagai tekad terbesar yang pernah dibuat satu negara.

Menurut Menteri Lingkungan Brasil Jose Sarney Filho, negaranya bakal memulihkan 12 juta hektare hutan rusak hingga 2030 dengan menanam pohon dan mengenalkan pertanian alami. "Kami akan memulihkan hutan, mengembalikan daya dukung hutan, dan memastikan keberlanjutannya," kata Filho di depan peserta konferensi keragaman hayati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Cancun, Meksiko, yang dibuka pada akhir pekan lalu.

Brasil juga akan memulihkan lima juta hektar padang rumput hingga 2020. Negara terbesar di Amerika Selatan itu akan memulihkan 12 juta hektare hutan rusak hingga 2030 dengan menanam pohon dan mengenalkan pertanian alami itu akan menerapkan pertanian rendah karbon untuk meningkatkan daya dukung lima juta hektar tanah lain pada 2030.

Sebagian besar tanah di Brasil rusak akibat penggundulan (deforestasi) untuk industri ternak dan pertanian, kata Miguel Calmon, ahli reboisasi dari Serikat Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Ia menambahkan deforestasi disebabkan antara lain oleh berkembangnya kota besar, penebangan pohon ilegal, dan aksi merusak perusahaan yang mengklaim tanah negara dan menjual kayu hasil tebangannya. "Hutan rusak tidak menguntungkan siapapun," kata Calmon pada Senin, "Kita akan menciptakan lahan yang menguntungkan petani, masyarakat, serta planet ini."

Sebagian besar lahan rusak di Brazil adalah milik swasta, kata Calmon. Rencana reboisasi itu juga akan memberi petani pinjaman dana untuk menanam lebih banyak pohon serta mengubah caranya menggarap lahan.

Biayanya akan didukung oleh lembaga amal dunia melalui komitmen adaptasi perubahan iklim, pihak swasta, pemerintah Brasil serta badan amal lainnya, kata Calmon. Anggaran yang dibutuhkan untuk memulihkan 12 juta hektare hutan diperkirakan menembus 10 miliar dolar AS, kata Calmon mengutip keterangan periset di Brasil.

Rachel Biderman, direktur badan riset Institut Sumber Daya Dunia mengatakan reboisasi itu akan berdampak pada penghematan anggaran jangka panjang. "Warga Brasil akan diuntungkan dengan lapangan kerja baru dan pertumbuhan ekonomi karena pemulihan hutan mampu mengembalikan daya dukung alam, menjamin kehidupan serta kesejahteraan masyarakat," kata Biderman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement