REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel menang kembali sebagai pemimpin partai konservatif utama Jerman. Merkel menang setelah menekankan keinginannya mencegah terulangnya gelombang migran dan menyerukan larangan cadar, seperti burka dan niqab.
Merkel tak terkalahkan dengan meraih 89,5 persen suara dalam kongres partai Uni Demokratik Kristen di Kota Essen. Merkel akan kembali memimpin selama dua tahun. Jumlah itu menurun dibandingkan kemenangannya pada 2014 sebesar 96,7 persen suara.
"Pemakaian cadar menutup wajah tidak pantas di sini. Hal itu harus dilarang dimanapun, yang memungkinkan secara hukum," katanya disambut tepuk tangan meriah, Senin (6/12).
Sekitar 890 ribu pencari suaka tiba di Jerman tahun lalu. Banyak migran yang datang setelah Merkel memutuskan pada September 2015 dia mengizinkan migran yang tertahan di Hungaria memasuki Jerman.
Jumlah migran lantas turun tajam. "Situasi seperti yang terjadi pada akhir musim panas 2015 tidak bisa, tidak seharusnya dan tidak boleh terulang," kata Merkel.
Meski Merkel bersikeras Jerman terus melindungi pencari suaka yang benar-benar membutuhkan perlindungan, pemerintahannya justru memperketat aturan suaka dan mengumumkan sejumlah negara yang masuk kategori aman. Artinya, pengungsi dari negara tersebut tidak bisa mencri suaka.
Merkel juga menjadi penggagas kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki Maret lalu untuk mencegah gelombang pengungsi.