Rabu 07 Dec 2016 12:31 WIB

Myanmar Tuding Najib Politisasi Kekerasan Rohingya

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Najib Razak
Foto: AP photo
Perdana Menteri Najib Razak

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kehadiran Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dalam aksi pro-Rohingya di Kuala Lumpur mendapat kritik dari Myanmar. Dalam laporan Myanmar Times, Selasa (6/12), pernyataan Najib yang menggebu-gebu soal aksi terhadap Rohingya tidak tulus.

Dalam aksi pada Ahad lalu, Najib mengatakan genosida sedang terjadi terhadap Muslim minoritas. Pengkritik menilai pernyataan Najib ini bermotif politis untuk memperbaiki citranya sendiri.

Menurut pengamat urusan ASEAN yang berbasis di Bangkok, Kavi Chongkittavorn, aksi Najib itu hanya bagian dari upaya mendapat kembali dukungan. Diplomasi kebijaksanaan dinilai lebih efektif oleh PM.

"Pemerintah Myanmar akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi, bukan Malaysia. Ini adalah masalah internal yang memiliki kekuatan di wilayah," kata Chongkittavorn, dilansir dari Asian Correspondent.

Baca: 'Soal Rohingya, Prinsip Non-Interference ASEAN Perlu Dipertimbangkan'

Penasihat mantan Presiden U Thein Sein, U Ko Ko Hlaing juga menilai Najib mencoba mengalihkan perhatian dari tuduhan korupsi yang menimpanya. Najib masih terseret dalam pusaran tuduhan korupsi di 1MDB.

Pada Ahad, Najib terang-terangan menyatakan tuduhannya pada Myanmar. Ia melabeli kekerasan di Rakhine sebagai genosida dan menghina Islam. Ia juga mendesak internasional untuk ikut campur.

Atas hal tersebut, koalisi Myanmar Muslim Civil Society Groups mengirim surat terbuka pada United Malays National Organisation (Umno), partai yang dipimpin Najib. "Kami melihat aksi itu tidak lain demi kepentingan politik partai berkuasa Malaysia," katanya.

Mereka memperingatkan agar situasi di Myanmar tidak dieksploitasi untuk kepentingan pribadi atau politik pihak tertentu. Selama ini ASEAN memegang komitmen tidak mengintervensi masalah internal masing-masing anggotanya.

Dalam akun Twitter, Najib sempat mengatakan tidak bermaksud mencampuri urusan dalam negeri Myanmar. Melainkan mengingatkan kekejaman pada Rohingya telah melampaui batas.

"Malaysia akan terus menggunakan segala saluran yang ada untuk memberi tekanan berterusan agar tragedi ini dapat dihentikan. Allahuakbar!" katanya dalam akun @NajibRazak. Di dalam negeri, pemerintah Malaysia telah memanggil Duta Besar Myanmar di Malaysia untuk membahas hal ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement