REPUBLIKA.CO.ID, FAYETTEVILLE -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menerapkan kebijakan militer baru di negara tersebut. Ia mengatakan hendak menghindari segala bentuk intervensi dalam konflik yang terjadi di luar negara, namun sebaliknya fokus menumpas terorisme.
"Kami akan berhenti menggulingkan rezim asing. Sudah seharusnya fokus pada sesuatu yang diketahui, seperti mengalahkan terorisme," ujar Trump, Selasa (6/12).
Miliarder itu menjelaskan AS memang sebaiknya tidak terlibat dalam suatu konflik asing yang tidak diketahui. Namun, dalam hal menumpas terorisme, seperti kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tetap harus dilakukan.
Sesuai dengan perkataannya selama kampanye, Trump menilai intervensi AS dalam perang Irak adalah sesuatu yang tidak tepat dilakukan. Ia mengatakan tak ingin negaranya 'berinvestasi' dalam peperangan yang menghabiskan begitu banyak uang.
"Jauh lebih baik menghabiskan uang untuk membangun segala sesuatu yang ada di Amerika, seperti membuat jembatan dan bandara baru misalnya," kata Trump.
Meski demikian, Trump berjanji membangun pertahanan militer AS yang kuat. Ia mengatakan ingin meningkatkan pengeluaran negara untuk keperluan militer dengan terlebih dahulu meminta persetujuan kongres.
Selama ini, ia menilai militer AS banyak berada di wilayah-wilayah konflik seperti Irak dan Suriah dan turut melancarkan agresi. Namun, Trump ingin militer tidak terlibat dalam tindakan itu meski nantinya tetap dikerahkan.
"Kami akan menempatkan militer di wilayah asing bukan sebagai tindakan agresi, namun pencegahan. Ini adalah upaya mencari perdamaian melalui kekuatan," kata Trump.