Kamis 08 Dec 2016 05:21 WIB

Ratusan Anak di Bangladesh Bekerja 60 Jam Sepekan

Rep: Kabul Astuti/ Red: Damanhuri Zuhri
Anak-anak Bangladesh (ilustrasi)
Foto: Reuters
Anak-anak Bangladesh (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Satu pertiga anak-anak yang tinggal di daerah kumuh ibu kota Bangladesh menghabiskan lebih dari 60 jam sepekan untuk membuat pakaian. Hal ini menyalahi ketentuan dan batas waktu kerja.

Overseas Development Institute (ODI) mengatakan 32 persen anak-anak berusia sekitar 10 sampai 14 tahun yang tinggal di permukiman kumuh Dhaka keluar dari sekolah dan terlibat pekerjaan sehari penuh di pabrik-pabrik pakaian. Ini diperoleh berdasarkan survei terhadap 2700 anak.

"Survei kami menimbulkan keprihatinan serius atas masalah pekerja anak dalam penyediaan pakaian dari pabrik-pabrik di Bangladesh untuk konsumen di Eropa, Amerika Serikat, dan tempat lain," kata ODI, dilansir dari ArabNews, Kamis (8/12).

Lembaga ini menambahkan, tingginya skala kerja anak-anak usia sekolah di sektor ini, serta hubungan antara pabrik-pabrik skala kecil dan eksportir skala besar membuat anak-anak di Dhaka ini terlibat dalam produksi ekspor.

International Labour Organizaton (ILO) mencatat lebih dari lima juta anak berusia lima hingga 17 tahun terlibat dalam beberapa jenis pekerjaan di Bangladesh. Hukum Bangladesh menetapkan usia kerja minimal 14 tahun, namun dari usia 12 tahun anak-anak sudah diizinkan membantu bekerja 42 jam sepekan selama tidak mengganggu pendidikan mereka.

Namun, PBB memperkirakan lebih dari 90 persen pekerja anak bekerja di sektor informal, termasuk bengkel-bengkel kecil, jalanan, dan bisnis rumahan. Undang-undang tenaga kerja hampir tidak mungkin ditegakkan.

ODI mencatat hampir 20 persen pekerja garmen berusia 12 tahun atau lebih muda, sedangkan sisanya 13 atau 14 tahun. Banyak yang bekerja melebihi batas 42 jam sepekan. Sebagian besar anak-anak tidak memiliki kontrak formal, bayaran di bawah upah minimum bulanan, dan mengalami masalah kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement