REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serangan udara terjadi di Al Qaim, sebuah kota kecil di Irak yang berbatasan dengan Suriah, Rabu (7/12). Puluhan orang, termasuk diantaranya adalah perempuan dan anak-anak tewas dalam kejadian ini.
Peristiwa berlangsung saat banyak warga di kota Provinsi Anbar tersebut beraktivitas di luar rumah. Serangan tepatnya menghantam sebuah pasar yang ramai di pusat Al Qaim.
Pihak berwenang dari rumah sakit mengatakan ada 55 warga sipil yang tewas, termasuk 12 perempuan dan 19 anak. Serangan udara dijatuhkan hingga tiga kali di kota yang hingga saat ini masih dikuasai oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tersebut.
Diduga, serangan udara menargetkan anggota kelompok militan. Namun, tempat yang menjadi sasaran saat itu masih dipadati oleh warga sipil.
Seorang pejabat pemerintahan di Anbar mengatakan kejadian ini tengah dalam penyelidikan. Ia menilai bagaimanapun serangan yang menargetkan kelompok teroris tidak dapat dibenarkan untuk dilakukan di lokasi keberadaan banyak warga sipil.
"Membunuh puluhan warga sipil karena alasan menargetkan hanya segelintir anggota kelompok teroris adalah pembantaian kepada orang yang lemah dan tidak bersalah," ujar pejabat yang menolak namanya untuk diidentifikasi itu.
Seorang anggota parlemen Anbar, Mohammed Karbouli juga menilai adanya ketidakakuratan laporan dari intelijen saat operasi anti-ISIS dilakukan di Al Qaim. "Saya menuntut operasi anti-ISIS ini untuk dilakukan secara tepat sasaran. Jika belum memungkinkan, maka dapat dihentikan sementara," kata Karbouli.
Pemerintah Irak di Ibu Kota Baghdad hingga saat ini belum berkomentar mengenai serangan udara di Al Qaim. Salah satu kantor berita ISIS mengatakan hal itu jelas dilakukan oleh pasukan pemerintah yang ingin menghancurkan kelompok mereka.