REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kamis (8/12) berjanji mempertahankan wakil presiden negara itu hingga akhir masa jabatannya, hanya beberapa hari setelah ia mundur dari kabinet.
Wakil Presiden Leni Robredo mundur dari kabinet pada Senin, dengan mengatakan akan memimpin oposisi dan menantang kebijakan Duterte, seperti perang mautnya terhadap obat terlarang dan upaya menghidupkan kembali hukuman mati.
"Saya akan menjamin Leni dan seluruh wilayah Bicol dia (wakil presiden) akan tetap bertugas hingga akhir masa jabatannya. Tidak ada hal, seperti, menyingkirkan wakil presiden," kata Duterte kepada wartawan setelah upacara peresmian pembangunan bandar udara di wilayah Bicol, Filipina tengah.
Robredo adalah wanita anggota kongres satu masa bakti dari Kota Naga di Bicol. Dalam pidato sebelumnya, Duterte menuduh oposisi menggunakan unjuk rasa jalanan terhadap pemakaman mendiang pemimpin Ferdinand Marcos di taman pahlawan sebagai alasan memaksanya mundur dan memberi jalan untuk Robredo.
Robredo terpilih sebagai wakil presiden pada Mei dalam pemilihan terpisah dan bukan pasangan Duterte. Ia memperingatkan akan rencana mencopotnya dari jabatan nomor dua setelah dilarang menghadiri sidang kabinet berkala.
Pegiat kemasyarakatan dan pengacara hak asasi manusia berusia 52 tahun itu menang tipis dari mantan senator Ferdinand Marcos Jr, yang ayahnya digulingkan dalam pemberontakan pada 1986. Ia mengajukan protes terhadap hasil pemilihan umum tersebut.
Robredo tidak merinci dugaan komplotan untuk "mencuri" jabatan wakil presiden itu.