REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- PBB mendesak pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi mengunjungi desa Rohingya di barat laut Myanmar. Suu Kyi diminta memastikan warga sipil di sana terlindungi di tengah dugaan tentara memperkosa perempuan Muslim Rohingya, membakar rumah dan membunuh warga.
Pemerintah dan militer Myanmar menyangkal dugaan itu. Tentara Myanmar membanjiri sepanjang perbatasan dengan Bangladesh. Jumat lalu, Suu Kyi menuduh komunitas internasional memicu kebencian antara Budha dan Muslim di barat laut Myanmar.
"Penolakan otoritas Myanmar mengambil langkah tegas terhadap kelompok keras, dan mengambil langkah yang secara umum defensif ketimbang pendekatan proaktif dengan menyediakan keamanan kepada warga setempat telah menyebabkan kekecewaan bagi warga dan komunitas internasional," ujar penasehat khusus Sekjen PBB Ban Ki-moon, Vijay Nambiar, Kamis (8/12).
Nambiar mengatakan, hanya langkah konkret dari pemerintah yang bisa menyelesaikan krisis ini. Dia meminta Suu Kyi mengunjungi Maungdaw dan Buthidaung di negara bagian Rakhine.
Tindakan militer di Rakhine telah menewaskan 86 orang dan memicu 10 ribu warga menyelamatkan diri ke Bangladesh. Mantan sekjen PBB Kofi Annan mendesak pasukan keamanan Myanmar bertindak sesuai hukum yang berlaku.