Jumat 09 Dec 2016 12:34 WIB

Para Ibu Kenya Keluar dari Kemiskinan Berkat Uang Elektronik

Perempuan Kenya.
Foto: Ewaso Lions
Perempuan Kenya.

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Sekitar 200 ribu rumah tangga di Kenya, yang dikepalai perempuan miskin di perdesaan berhasil keluar dari kemiskinan berkat jasa keuangan elektronik, kata pengamat, Kamis (8/12). Ia mendesak teknologi itu turut diberlakukan di negara berkembang lain.

Dampak bagus dialami ibu tunggal setelah memakai M-Pesa, pembayaran melalui pesan singkat telepon. Sebelumnya, sistem itu banyak dipakai industri pertanian, tetapi mulai merambah dunia usaha dan eceran, menurut jurnal Science.

"Hasil pengamatan enam tahun ini cukup mengagumkan. Saat M-Pesa digunakan penduduk, perempuan mulai berganti profesi dan pendapatan mereka meningkat," kata Tavneet Suri, asisten pengajar Ekonomi Terapan di Institut Teknologi Massachusetts (MIT).

Hasil kajian menemukan penggunaan M-Pesa oleh tiap rumah tangga di Kenya mampu mengeluarkan 194 ribu atau dua persen keluarga dari garis kemiskinan dalam waktu enam tahun. Kajian itu memberikan bukti lain, teknologi telepon seluler itu dapat menjadi alat layanan keuangan bagi 80 persen perempuan Afrika yang tidak memiliki rekening bank.

Teknologi M-Pesa dianggap mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara di benua termiskin dunia itu. M-Pesa adalah cara termurah mengirim dan menyimpan uang melalui bantuan 110 ribu agen lokal. Agen itu seringkali beroperasi di wilayah terpencil Kenya.

Teknologi itu memungkinkan tiap orang mengakses layanan keuangan dengan sederhana, terjamin, dan cepat. Dampak teknologi telepon seluler terhadap kehidupan perempuan miskin adalah salah satu temuan kajian itu, kata para ahli.

Pasalnya pembuat kebijakan kerap kesulitan memahami proyek yang efektif untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Para peneliti menemukan, jumlah keluarga miskin yang dikepalai perempuan turun 22 persen pada radius satu kilometer di enam wilayah pengguna M-Pesa sejak 2008 sampai 2010.

Namun dampaknya belum dialami keluarga yang dikepalai laki-laki. "Terkadang perempuan dan khususnya perempuan miskin hanya butuh akses terhadap alat yang tepat untuk membantu kehidupan mereka," kata Direktur Pelaksana Innovations for Poverty Action, kelompok kajian terhadap kebijakan dan penelitian yang mengamati penerapan M-Pesa, Annie Duflo.

"Harapannya, hasil itu membuka pengetahuan dan mendorong pemberlakuan layanan keuangan elektronik di negara lain," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement