REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, mengatakan AS perlu meningkatkan hubungan bilateral dengan Cina. Sebelumnya, Trump sempat mengkritik Cina terkait kebijakan ekonomi dan kegagalan negara itu dalam menghadapi Korea Utara.
"Salah satu hubungan paling penting yang harus diperkuat adalah hubungan kita dengan Cina. Cina bukan sebuah pasar ekonomi. Mereka tidak bermain sesuai aturan dan saya tahu ini saatnya mereka akan memulai hal itu," ujar Trump sambil menekankan bahwa AS dan Cina merupakan dua ekonomi terbesar di dunia, di Iowa, Kamis (8/12).
Trump memberikan kritik berulang kali selama kampanye Presiden lalu. Trump juga mendapatkan protes diplomatik dari Beijing pekan lalu setelah melakukan percakapan telepon dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen.
"(Cina) melakukan pencurian kekayaan intelektual besar-besaran, memberikan pajak yang tidak adil pada perusahaan kami, tidak membantu kami menghadapi ancaman Korea Utara seperti yang seharusnya mereka lakukan," ujar Trump, dalam kampanyenya.
Departemen keuangan AS dan Dana Moneter Internasional (IMF) tidak memandang Cina sebagai manipulator. Organisasi Perdagangan Dunia mengatakan tarif Cina untuk barang impor umumnya lebih tinggi dari tarif AS.
Trump berencana menunjuk Gubernur Iowa, Terry Branstad, untuk menjadi Duta Besar AS untuk Cina. Menurut Trump, Branstad selalu mendorongnya untuk tidak mengatakan hal negatif tentang Cina.
"Saya memiliki banyak teman di sana," ujar Branstad kepada Trump.
Branstad mengatakan, ia dan Presiden Xi Jinping telah berteman selama 30 tahun. Gubernur Iowa itu telah mengunjungi Cina sebanyak enam kali dan Xi telah mengunjungi Iowa sebanyak dua kali.