REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sejumlah negara sekutu Amerika Serikat (AS) di Eropa diam-diam mengungkapkan keprihatinan terhadap Donald Trump atas pendekatan yang ia lakukan menyangkut masalah Suriah.
Mereka melihat, presiden terpilih Negeri Paman Sam itu nampaknya akan mendekatkan diri ke Rusia, sebagai pendukung utama Pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar Al Assad.
Menurut negara sekutu AS, Trump yang ingin bekerja sama dengan Rusia akan menimbulkan masalah lebih besar dalam konflik di Suriah. Termasuk tidak efektif untuk mengurangi ancaman kelompok teroris yang ada di negara itu.
Sejak 2011 lalu, pemberontakan di Suriah terjadi. Sejumlah kelompok oposisi melancarkan serangan untuk menggulingkan rezim Assad. Namun, konflik terus berkembang dengan keterlibatan organisasi militan, seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Front Nusra.
Menurut Trump, mengalahkan ISIS menjadi prioritas AS dibandingkan meminta Assad untuk mundur dari jabatannya. Kelompok militan itu selama ini berada di wilayah yang dikuasai oleh oposisi di timur Aleppo dan turut menyerang pasukan Pemerintah Suriah.
Meski demikian, seorang diplomat Prancis mengatakan hal itu akan sia-sia. Konflik di Suriah menurutnya harus diselesaikan dengan upaya politik. "Ini akan sia-sia tanpa solusi politik karena kelompok radikal lainnya pasti akan terbentuk," ujar diplomat tersebut.
Negara-negara Barat selama ini mengusulkan solusi politik Suriah. Mereka ingin adanya transisi jabatan. Assad pada akhirnya harus meninggalkan kekuasaannya sebagai presiden.
Baca juga, Helikopter Rusia Jatuh Dihantam Mortir di Suriah.