REPUBLIKA.CO.ID, PALMYRA – Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan kembali memasuki Palmyra, sebuah kota tua di Suriah, Sabtu (10/12). Sebelumnya, kelompok militan itu telah berhasil diusir dan diduduki kembali oleh pasukan pemerintah negara itu pada Maret lalu.
Awal pekan ini, ISIS kembali melancarkan serangan untuk merebut Palmyra. Diduga, pengawasan pasukan pemerintah Suriah berkurang seiring serangan intensif di Aleppo. Pemerintah Suriah, didukung oleh Rusia melancarkan serangan udara dan darat di wilayah timur Aleppo. Sebagian besar dari wilayah itu dilaporkan telah dikuasai kembali dan ditinggalkan oleh oposisi.
Kemajuan pesat dalam serangan ini meningkatkan kekhawatiran sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS) dalam konflik Suriah yang telah berlangsung selama lebih dari lima tahun. Ratusan warga sipil dilaporkan masih banyak terperangkap di dalam wilayah timur Aleppo.
AS juga menyerukan Pemerintah Suriah dan Rusia untuk melakukan gencatan senjata dan membuka koridor kemanusiaan. Meski hal itu pernah dilakukan, hal itu sering kali menemui kegagalan karena banyak warga sipil yang tidak bisa melarikan diri, diantaranya karena mereka diancam oleh kelompok oposisi.