Senin 12 Dec 2016 01:22 WIB

Gereja di Kompleks Katedral Koptik Mesir Dibom, 25 Orang Tewas

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Teguh Firmansyah
Dampak akibat bom di Gereja St Petrus, Mesir.
Foto: Reuters
Dampak akibat bom di Gereja St Petrus, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Satu ledakan bom mengguncang sebuah gereja yang berdekatan dengan Katedral Utama Kristen Koptik di Kairo, Mesir, Ahad (11/12). Insiden itu menewaskan sedikitnya 25 orang.

Ledakan itu meluluhlantakkan Gereja St Petrus sekitar pukul 10.00 WIB waktu setempat. Selain menelan korban jiwa, Kementerian Kesehatan Mesir melaporkan peristiwa itu juga menyebabkan 49 orang mengalami luka-luka.

Gereja St Petrus terletak di samping Katedral St Markus. Katedral itu memiliki posisi selaku pemegang otoritas Gereja Kristen Ortodoks di Mesir dan juga menjadi rumah sekaligus kantor bagi pemimpin spiritual tertinggi Koptik di negeri itu, Paus Tawadros II.

Ketika ledakan bom terjadi, layanan peribadatan tengah berlangsung di Gereja St Petrus. Sementara, bangunan Katedral St Markus sendiri sampai saat ini masih sedang dalam tahap renovasi.

Kantor berita Mesir melaporkan, bom tersebut dilemparkan ke dalam gereja oleh orang tak dikenal. Sementara, menurut saksi yang diwawancarai oleh kantor berita AP, bom itu tidak dilempar, melainkan ditanamkan pelaku di dalam bangunan itu sendiri.

“Saya melihat mayat-mayat bergelimpangan. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan (yang meninggal) dalam keadaan berbaring di bangku. Pemandangan itu sungguh mengerikan,” tutur salah satu petugas di Katedral St Markus, Attiya Mahrous, kepada AP.

Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi mengutuk keras aksi pemboman gereja yang terjadi pada akhir pekan kemarin. Dia pun menyebut tindakan biadab tersebut sebagai ‘aksi teroris’ yang harus dienyahkan dari bumi Mesir. Selepas serangan maut itu, al-Sisi juga menyatakan negaranya kini sedang dalam situasi berkabung nasional.

 Untuk diketahui, sekitar 10 persen dari 82 juta penduduk Mesir adalah penganut agama Kristen. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement