REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Aparat keamanan Mesir saat ini masih menyelidiki insiden serangan bom yang menyasar gereja Kristen Koptik di Distrik Abbasiyah, Kairo, Ahad (11/12). Menurut hasil temuan sementara, bom yang digunakan pelaku dalam aksi brutal tersebut memiliki daya ledak cukup besar.
“Ledakan itu disebabkan oleh bom TNT 12 kilogram,” kata seorang sumber keamanan Mesir kepada kantor berita negara setempat MENA.
Pasukan keamanan di Kairo saat ini telah melakukan penyisiran dan memblokir jalan-jalan utama di sekitar Katedral St Markus Kairo yang posisinya berdekatan dengan lokasi ledakan.
Pada saat sama, ratusan demonstran Muslim dan Koptik berkumpul di katedral untuk menggelar aksi simpatik. Mereka bersama-sama meneriakkan yel-yel dan nyanyian yang berisi kecaman atas serangan bom tersebut.
Insiden bom yang terjadi di dekat Katedral St Markus Kairo, Mesir, Ahad (11/12), menewaskan sedikitnya 25 orang. Selain menelan korban jiwa, Kementerian Kesehatan Mesir melaporkan bahwa peristiwa itu juga menyebabkan 49 orang mengalami luka-luka.
Universitas al-Azhar selaku kampus Islam tertua di dunia mengutuk keras serangan brutal yang menyebabkan jatuhnya puluhan korban jiwa tersebut.
Perguruan tinggi itu juga menyatakan rasa belasungkawa yang mendalam kepada Paus Tawadros II (pimpinan tertinggi Gereja Koptik Mesir), para keluarga korban, dan untuk semua rakyat Mesir.
“Merusak rumah ibadah dan membunuh orang-orang tak berdosa adalah tindakan kriminal yang melanggar prinsip-prinsip Islam. Kami akan berdiri bersama umat Gereja Koptik dalam menghadapi terorisme,” kata Universitas al-Azhar lewat pernyataan resminya.
Hingga berita diturunkan, belum ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas aksi pemboman itu.
Baca juga, Gereja di Kompleks Katedral Koptik Mesir Dibom, 25 Orang Tewas.