REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Empat orang yang diduga terlibat dalam pengeboman Gereja di Kompleks Katedral Koptik, Mesir, ditangkap, Senin (12/12). Bom yang terjadi pada Ahad (11/12) tersebut menewaskan 24 orang.
Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi mengungkapkan, pada acara pemakaman korban tewas bahwa serangan tersebut dilakukan oleh bom bunuh diri. Pelaku bom bunuh diri bernama Mahmoud Shafik Mohamed Mostofa yang berusia 22 tahun. “Dia meledakkan dirinya di dalam gereja dengan sabuk peledak,” kata El- Sisi, dilansri Arabnews, Selasa (13/12).
Setelah dilakukan pengembangan, lanjutnya, empat orang yang diduga terlibat berhasil ditangkap. Salah seorang dari keempat yang ditangkap tersebut adalah wanita. Pihak keamanan masih memburu dua tersangka lainnya terkait peristiwa ini.
Kejadian tersebut merupakan serangan paling mematikan terhadap minoritas Kristen di Mesir. Kementerian Kesehatan Mesir, Senin merilis, bahwa korban tewas sebanyak 24 orang. Sebagian besar mereka terdiri dari perempuan. Hingga saat ini belum ada pihak yang mengklaim atas pemboman tersebut.
Peti mati kayu dengan ditutupi bendera Mesir berbaris di Saint Mary dan Saint Athanasius Gereja Ortodoks Koptik di Distrik Nasr City, Senin. Seorang wanita yang kehilangan dua anak perempuannya menangis di samping peti mati.
El-Sisi dan Paus Gereja Koptik, Tawadros II memimpin para pelayat yang memakai pakaian serba hitam tanda bela sungkawa. “Pukulan ini telah menyebabkan banyak rasa sakit, tetapi tidak pernah akan kita biarkan menghancurkan kita,” ungkap El- Sisi.