REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Ilmuwan Australia di Antartika mendapatkan tambahan pendanaan sebesar 45 juta dolar AS yang akan memungkinkan mereka meningkatkan pencarian kunci ilmu perubahan iklim, yaitu inti es sejuta tahun.
Saat ini lebih dari 20 negara berlomba menemukan inti es tersebut, yang seperti kapsul waktu jauh di bawah permukaan benua Antartika. Inti es ini berpotensi membuka rahasia masa silam dan memprediksi masa depan iklim Bumi.
Para ilmuwan sebenarnya telah mengekstraksi inti es selama beberapa dekade terakhir. Ketika es membeku, gelembung kecil udara terperangkap di dalamnya, sehingga inti es ini jadi "arsip" suhu dan tingkat karbon dioksida Bumi yang mencakup periode waktu ratusan ribu tahun.
Inti es tertua sejauh ini berusia 800 ribu tahun namun para ilmuwan masih perlu mencari lebih jauh lagi dalam memecahkan salah satu misteri besar perubahan iklim, yaitu, mengapa siklus zaman es melambat pada satu juta tahun lalu.
Geolog Divisi Antartika Australia Tas van Ommen menjelaskan, menemukan inti es sejuta tahun dan mendorong rekor itu lebih jauh merupakan kunci ilmu perubahan. "Kami khususnya sangat tertarik pada hubungan antara CO2 dan suhu," katanya.
"Dari inti es 800 ribu tahun terakhir kita ketahui dua hal ini beriringan, namun kita tidak tahu apa yang terjadi sebelum 800 ribu tahun silam," tambahnya.
Menemukan es tertua menjadi tugas panjang, kompleks dan mahal sehingga para ilmuwan dari seluruh dunia telah lama membuat pemodelan arus es Antartika dan melaksanakan survei untuk menemukan dimana keberadaan es yang belum tersentuh selama sejuta tahun.
Menemukan Faktor Secara Tepat
Van Ommen mengatakan perlunya menemukan semua faktor secara tepat namun dia percaya tim Australia telah menemukan lokasi menjanjikan di daerah yang disebut Dome C. Posisinya sekitar 1.100 kilometer ke daratan dari Casey Research Station milik Australia.
"Begitu kita temukan, kita perlu siapkan kamp selama sekitar empat tahun, melakukan pengeboran tiap musim panas selama tiga bulan sekali ke dalam es setebal kira-kira tiga kilometer," katanya.
Pemerintah Australia belum lama ini memberi tambahan dana 45 juta dolar AS ke Divisi Antartika Australia, memungkinkan lembaga ini membeli peralatan pengeboran yang tepat dan kendaraan yang dibutuhkan menuju ke Dome C serta mendirikan stasiun penelitian bergerak.
Direktur Divisi Antartika Australia Nick Gales menyebutkan dana ini sangat berarti karena memungkinkan para ilmuwan sampai ke lokasi yang harus mereka datangi, dan melakukan pekerjaan yang harus dilakukan. "Sampai sekarang kami belum mampu melakukan hal itu," katanya.
Dia berharap Australia akan menjadi tim yang menemukan inti es sejuta tahun, namun Gales mengatakan siapa pun yang menang nantinya, seluruh dunia akan berbagi pengetahuan tersebut. "Kita perlu mengetahui iklim di masa lalu dan apa yang mendorong perubahan iklim di masa depan. Antartika merupakan bagian sangat penting untuk hal itu," katanya.