REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kelompok radikal ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Ortodoks Koptik St Mark, di Kairo. Serangan yang terjadi pada Ahad (11/12) itu menewaskan sedikitnya 25 orang.
Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan secara daring pada Selasa (13/12), ISIS mengatakan serangan bom itu berhasil membunuh dan melukai 80 orang. ISIS juga bersumpah untuk terus melanjutkan perang melawan orang-orang murtad.
Presiden Mesir Abdul-Fattah al-Sisi, pada Senin (12/12) mengumumkan pelaku bom bunuh diri teridentifikasi bernama Mahmoud Shafiq Mohammed Mustafa (22 tahun). Namun, ISIS menamainya Abu Abdullah al-Masri.
Rekaman CCTV dari gedung yang berdekatan dengan Gereja Katedral St Mark, menunjukkan sosok gelap menyeberangi jalan dan berjalan melalui pintu gerbang gereja. Beberapa saat kemudian, sebuah ledakan terjadi, melemparkan debu dan puing-puing melalui jendela.
Serangan ini menjadi serangan paling mematikan terhadap Gereja Koptik Mesir. Seperti dilansir dari The Guardian, unjuk rasa kecil dilakukan di luar gereja pascaserangan itu. Masyarakat menuduh pemerintah gagal melindungi mereka.
Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan, pelaku bom bunuh diri didukung gerakan yang didirikan oleh seorang dokter Mesir. Pemerintah juga menuding serangan didanai oleh para pemimpin Ikhwanul Muslimin yang tinggal di pengasingan di Qatar.
Tiga pria dan seorang wanita ditangkap sehubungan dengan serangan tersebut. Sementara tersangka lainnya masih dalam pengejaran.
Baca juga, Gereja di Komplesk Katedral Koptik Mesir Dibom, 25 Orang Tewas.