REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, Rabu (14/12), pasukan pemerintahan akan terus melancarkan serangan terhadap para pemberontak di negaranya setelah kota Aleppo dibebaskan dari kelompok militan.
Dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Russia 24 yang disiarkan Rabu (14/12), al-Assad menyatakan tekad untuk merebut kembali kota bersejarah di Suriah tengah, Palmyra, sementara pasukan Suriah telah membuat terobosan besar dalam serangannya baru-baru ini untuk membersihkan Aleppo dari kendali para milisi.
Sebelumnya pada Rabu menurut pusat Rusia untuk rekonsiliasi Suriah, tentara-tentara Suriah membebaskan salah satu dari wilayah-wilayah terakhir di Aleppo yang masih diduduki para pemberontak. Militer kemudian mengerucutkan daerah yang dikendalikan kelompok militan menjadi hanya 2,5 kilometer persegi.
Al-Assad mengatakan ia menganggap presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, sebagai "sekutu alami" bagi Damaskus jika Trump mau menjaga janji memerangi terorisme dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara-negara lain.
Ketika berbicara soal rencana membangun kembali negaranya yang hancur karena konflik selama bertahun-tahun, al-Assad mengatakan ia berharap para pengungsi yang telah meninggalkan Suriah untuk pulang.
Al-Assad juga mengatakan akan memberikan prioritas kepada Rusia, Cina, Iran dan negara-negara lain untuk terlibat dalam pembangunan kembali Suriah pascaperang.