REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Proses evakuasi terus berlanjut dari Aleppo, Kamis (15/12). Stasiun televisi Suriah melaporkan 29 bus dan ambulans mengarah ke beberapa desa. Kendaraan ini akan mengevakuasi orang yang sakit dan berkebutuhan khusus.
Televisi Pemerintah Suriah mengutip Gubernur Provinsi Hama Mohammed al-Hazouri yang mengatakan sejumlah akses terbuka ke Foua dan Kfraya. Ambulans, tim medis dan beberapa kendaraan akan mengevakuasi sipil prioritas.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, ambulans dan bus melintas dari wilayah pemerintah. Mereka kemudian tiba pada sore hari Kamis di area pemberontak Aleppo.
Juru bicara International Committee Red Cross, Ingky Sedky mengatakan, staf mereka telah tiba di Aleppo dengan beberapa ambulans Bulan Sabit Merah Suriah Arab. Bulan Sabti mempersiapkan evakuasi untuk sekitar 200 korban luka.
Proses evakuasi ini menjadi bagian kesepakatan pemberontak dengan pasukan pemerintah. Gencatan senjata dicetuskan oleh Rusia dan oposisi pada Selasa lalu. Pada Rabu kedua pihak sempat kembali benterok sehingga evakuasi tertunda.
Seorang pejabat dari kelompok Jabha Shamiya mengatakan gencatan senjata baru dimulai pada 02.30 pagi waktu setempat hari Kamis. Rusia akan menggunakan drone untuk mengawasi proses evakuasi.
Menurut Reuters, beberapa ambulans diserang selama evakuasi oleh pasukan loyalis pemerintah. Setidaknya satu orang dilaporkan tewas. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan proses evakuasi menargetkan 5.000 pemberontak dan keluarga mereka.
Baca juga, Pasukan Assad Kuasai Aleppo.