REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina sejak April telah menutup atau "menangani" ribuan laman yang berisi konten "berbahaya", erotis, atau porno. Hal itu disampaikan kantor negara untuk memerangi pornografi dan publikasi ilegal, Kamis (15/12).
Seperti dilansi Xinhua, kantor itu mengatakan 2.500 laman telah dituntut atau ditutup dan lebih dari 3 juta konten "berbahaya" dihapus dalam delapan bulan terakhir hingga Desember selama berlangsungnya upaya untuk "memurnikan" internet di Cina dan melindungi generasi muda.
Cina memperketat cengkeramannya pada dunia maya di China dalam beberapa bulan terakhir. Khususnya menempatkan pembatasan baru pada industri streaming langsung yang tumbuh cepat.
Negara itu memiliki pendekatan toleransi nol untuk apa yang dianggap konten cabul atau ilegal dan telah melakukan penumpasan. Beijing telah menghapus puluhan ribu laman dalam satu tahun.
Dua laman berita populer juga dihukum karena menyebarkan konten "ilegal", Xinhua melaporkan. Namun kantor berita itu tidak memberikan penjelasan lanjut.
Selain streaming langsung, kantor itu bekerja bersama Kementerian Keamanan Publik, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi dan Pihak Berwenang Siber China untuk menarget lokasi penyimpanan cloud, aplikasi chat dan video "vulgar".
Media sosial telah menjadi alat utama untuk menyebarkan konten ilegal dan aplikasi telepon genggam berbayar seperti Alipay dan WeChat telah memungkinkan individu untuk membuat keuntungan besar, kata kantor itu.